Nelayan di sepanjang Pesisir Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang memiliki tumpuan mata pencaharian yang salah satu di antaranya adalah bagan. Alat tersebut merupakan alat tangkap ikan tradisional yang berbentuk seperti rumah kecil terapung yang digunakan oleh para nelayan untuk menangkap ikan di tengah laut. Bagian dalam bagan terdiri dari rangkaian bambu yang dirangkai sedemikian rupa agar bisa terapung di tengah lautan dengan jaring atau waring di bawahnya. Bagian bagan itu terdapat bambu yang menyilang agar bagan itu lebih kokoh berdiri. Sedangkan di tengahnya ada bangunan sederhana berfungsi sebagai pelindung, tempat lampu, dan monitoring ikan.
Juju (53), nelayan bagan di Kecamatan Panimbang, menjelaskan proses pencarian ikan menggunakan alat tangkap ikan tradisional ini. Bersama dengan kru 4-5 orang, Juju harus menempuh jarak 2-3 mil ke lokasi biasa ikan berkumpul. “Kita biasa mulai tangkap ikan pakai bagan ini malam, sekitar jam 7 malam sampai jam 5 subuh. Kita bawa bagan ini pakai perahu nelayan ke tengah laut,” ujarnya dalam wawancara dengan media.
Ketika sampai di lokasi penangkapan ikan, Juju dan kru menyalakan lampu sorot untuk menarik perhatian ikan. Kemudian, Jaring tidak langsung diturunkan hingga tiba saat ikan terlihat berkumpul di area bagan. Bagian bagan tersebut akan bekerja secara pasif untuk menarik ikan masuk ke dalam perangkat jaring yang disiapkan. Setelah ikan berkumpul di jaring bagan, nelayan tersebut menggunakan mesin yang dibantu genset untuk menarik ikan tersebut.
Dalam semalam, bagan apung Juju (53) bisa menjaring beberapa kali dengan target jenis ikan teri, cumi, ikan tongkol, dan layang. Juju mengungkapkan, “Kalau cuaca sedang bagus, kita rata-rata bisa dapat 100 kg lebih ikan.”
Pembuatan rumah bagan seperti ini terbilang mahal, karena untuk satu rumah bagan biasa membutuhkan biaya puluhan juta tergantung seberapa besar atau kecilnya bagan yang dibangun. Juju menghabiskan dana sekitar Rp70 juta untuk membangun bagan tersebut, dana yang ia dapat dari hasil pinjam Kupedes BRI. Kupedes BRI merupakan kredit yang bertujuan untuk mengembangkan usaha mikro.
Juju merasa bersyukur bahwa bagan tersebut membuat masyarakat setempat bisa meningkatkan perekonomian mereka. Sebab, nelayan yang tidak memiliki pekerjaan tetap, dapat ikut bekerja dan membantu dalam satu perahu nelayan. “Alhamdulillah, bagan ini dapat meningkatkan derajat masyarakat dan ekonomi di sini. Bahkan orang yang tak memiliki pekerjaan juga bisa ikut bekerja, karena satu bagan bisa membawa 4-5 orang,” tutupnya.