Wajah Rahmi Haida terlihat khawatir. Rp. 35 terancam hilang. Warga Birayang, Kabupaten Hulu Sungai Tengah ini menjadi korban penipuan dan penggelapan mobil senilai miliaran rupiah.
Bersama puluhan korban yang bernasib sama, Rahmi mendatangi Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Kalsel di Jalan S Parman, Banjarmasin Tengah, (26/12). Mereka melaporkan pasangan suami istri berinisial NS dan YY. Keduanya hilang sejak 5 Desember. Rahmi mengatakan, awal November suaminya digadaikan mobil. Sejak dia dekat sejak sekolah, dia hanya percaya pada NS.
“Tiba-tiba ada yang datang mengambil mobilnya, katanya bukan miliknya,” jelasnya. Rahmi mencoba menghubungi NS. Namun, nomor ponsel yang dimaksud sudah tidak aktif lagi. Padahal, sebelum kejadian, NS sudah menghubungi untuk meminta tambahan uang cicilan. Tapi itu diabaikan. “Kami mendatangi kediamannya di kawasan Sungai Lulut, Banjarmasin Timur, namun rumah pelaku dalam keadaan kosong,” ujarnya.
Di sana, Rahmi bertemu dengan korban lainnya. Ternyata mereka tidak sendirian. “Ternyata bukan saya saja. Ada korban lain. Bahkan ada yang rugi lebih dari kami,” ujarnya. NS dan YY diduga memiliki lembaga pendidikan dan kursus mengemudi mobil (LPK) di Banjarmasin. Koordinator Perkumpulan Korban, Kusdianto Candra, adalah pemilik persewaan mobil yang digadaikan pelaku.
Warga Jalan Kuripan, Banjarmasin Timur itu mengungkapkan tak sedikit yang digadaikan pelaku. Jumlahnya sekitar 200 unit mobil. Dihimpun dari sepuluh usaha persewaan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. “Diinformasikan oleh para korban, ada 10 usaha persewaan yang dirugikan. Dan ada sekitar 200 mobil yang digadaikan. Kerugiannya masih didata. Kalau ditaksir bisa miliaran rupiah,” ujarnya.
Modusnya, pelaku menyewa mobil ke rental. Kemudian digadaikan kepada para korban. Aksinya dimulai pada 2020. Baru terungkap karena selama dua tahun terakhir, pembayaran sewa berjalan lancar. “Pembayaran mulai macet dalam dua bulan terakhir. Akhirnya orang dan mobilnya hilang,” jelas Kusdianto.
Perwakilan korban datang ke Mapolres yang baru. Jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi dari itu. “Di grup WA ada sekitar 117 orang. Dikonfirmasi sekitar seratusan lebih korbannya,” imbuhnya. Terpisah Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Moch Rifa’i memastikan polisi akan mengusut kasus itu setelah dilaporkan secara resmi. “Pasti ditindaklanjuti dengan proses hukum,” jaminnya.(mof/gr/fud)