Jakarta – Malaikat Jibril pernah mengucapkan doa yang ditegaskan oleh Nabi Muhammad saw. Salah satunya bercerita tentang kesialan seorang muslim yang menjumpai bulan Ramadhan, namun tidak mendapat ampunan dari Allah SWT.
Doa malaikat Jibril ini disebutkan dalam riwayat yang juga dikutip MA Fadlan Fatazka dalam buku tersebut Jamuan Ramadhan.
Diriwayatkan Abu Hurairah RA, dia mengatakan bahwa ketika Nabi Muhammad pernah naik mimbar dia berkata: “Amin, Amin, Amin.”
Dia ditanya: “Wahai Rasulullah, apakah Anda berdiri di atas mimbar dan kemudian mengucapkan Amin, Amin, Amin?”
Dia berkata: “Sesungguhnya Jibril datang kepadaku, dia berkata:” Barangsiapa menemukan bulan Ramadhan dan dosa-dosanya tidak diampuni, dia akan masuk neraka dan Allah akan menghapusnya, mengatakan ‘Amin’ dan kemudian aku akan mengatakan Amin. ..” (HR Ibnu Khuzaimah, Ahmad dan Al-Baihaqi). Hadits ini shahih, bersumber dari Sahih Muslim.
Masih dalam kitab yang sama, ada hadis lain yang serupa, yaitu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, naik mimbar lalu berkata, “Amin, Aamiin, Aamiin.”
Para sahabat bertanya, “Mengapa kamu mengatakan ‘Amin, Amin, Amin, wahai Rasulullah?”
Nabi, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, menjawab: “Malaikat Jibril datang dan berkata: ‘Wahai Muhammad, celakalah seseorang yang, ketika namamu dipanggil, tidak berdoa kepadamu dan tidak mengatakan Amin!’ jadi saya berkata, ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi: ‘Celakalah seseorang yang memasuki bulan Ramadhan dan keluar dari bulan Ramadhan untuk siapa Allah tidak mengampuni dosa-dosanya dan mengatakan Amin!’ jadi saya berkata, ‘Amin’. Lalu Jibril berkata lagi. ‘Celakalah orang yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satunya masih hidup, tetapi tidak memasukkannya ke surga dan berkata Amin!’ maka saya katakan, ‘Amin’.” (HR. Al-Bazzar, Hakim dan Bukhari)
Makna hadits juga dijelaskan secara rinci dalam buku ini Di Bawah Bimbingan Ilahi: Menemukan Makna di Balik Cerita dari Sholihin dan 30 Khutbah Detak Jantung Jilid 1 perbuatan baik.
Pertama, tentang doa kepada Nabi Muhammad SAW. Menurut hadits ini, perumpamaan pecundang adalah orang yang ketika namanya disebut di samping, tidak mendoakannya. Pasalnya, beribadah kepada Rasulullah SAW merupakan salah satu amalan yang dicintai oleh Allah SWT.
Sebagai Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 56,
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَى النَّبِيََّبِي
Yang artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berdoa untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, berdoalah untuk Nabi dan sambutlah dia dengan penuh hormat.”
Dalam hal ini, Rasulullah SAW juga bersabda: “Barangsiapa yang berdoa untukku satu kali, maka Allah SWT akan berdoa sepuluh kali untuknya.” (SDM Muslim)
Kedua, kita harus memperlakukan kedatangan bulan Ramadhan sebagai bulan yang berlimpah pahala dan kebaikan. Sekecil apapun kebaikan itu akan dilipatgandakan oleh Allah SWT karena banyaknya pahala dan pahala.
Ketiga, keagungan peran dan keberadaan orang tua terhadap anak diibaratkan sebagai kunci masuk surga Allah SWT. Menurut penjelasan dalam buku tersebut, jika ingin masuk surga, buatlah orang tua tertawa.
Sedangkan jika orang tua bersedih dan sedih karena ulah anaknya, itu tandanya sang anak jauh dari ridha Allah SWT. Allah SWT akan ridha hanya jika orang tuanya ridha dan Allah SWT akan murka bila orang tuanya juga tidak ridho kepadanya.
Tonton videonya”Berjualan bungkus buah, pedagang Lumajang untung 10 kali lipat“
(kri/kri)