Direktur Operasional PT Adaro Indonesia Wahyu Sulistiyo dan Ketua Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) Okty Damayanti menyapa dan diterima warga Desa Pangelak, Kecamatan Upau, Kabupaten Tabalong, Minggu (14/5).
Keduanya menyatakan bahwa Adaro berusia 31 tahun dan atas semua yang telah dilalui, mereka sangat berterima kasih.
Mereka ingin berbagi rasa syukur yang meluap-luap untuk negeri ini dengan memulai program Adaro Belokkan Hati Anda. Program pembagian 31 ribu paket sembako dilakukan di Kalimantan, Jawa, dan Sumatera. Salah satu lokasinya berada di Desa Pangelak, Tabalong.
Penuhi belanjaan dengan berbagai macam kebutuhan pangan. Salah satunya ikan lele beku olahan Pesantren Miftahul Ulum, Desa Bangkiling Raya, Kecamatan Banua Lawas, Kabupaten Tabalong, yang telah mendapatkan pembinaan dan pendampingan dari Adaro sejak lima tahun lalu.
Bantuan sembako diberikan kepada warga kurang mampu. Pemberian Adaro ini diharapkan dapat menghidupkan kembali hati mereka dan karyawan Adaro yang terlibat dalam pendistribusian.
Kepala Desa Pangelak, Heriadinata sangat senang warganya yang kurang mampu mendapatkan bantuan. “Kami sangat senang bisa dibantu,” ujarnya.
Diakuinya, Adaro sudah banyak membantu desanya melalui dana CSR. Bahkan saat pandemi Covid 19 menjadi puncak penularan, warga juga mendapat perhatian.
Mengawali sambutannya, Ketua YABN Okty Damayanti menjelaskan alasan Adaro Turning Hearts. Yakni ungkapan rasa syukur keluarga besar Adaro kepada Allah SWT.
Cara mewujudkannya adalah dengan berbagi kepada masyarakat kurang mampu di sekitar perusahaan. “Adaro ingin membantu masyarakat yang hidup kurang mampu untuk hidup bahagia dan sejahtera,”
Direktur Operasi PT Adaro Indonesia,
Wahyu Sulistiyo bertekad untuk terus membantu warga Pangelak. “Adaro akan terus memberikan kontribusi kepada masyarakat,” katanya.
Komitmen ini sebagai bentuk terima kasih kepada warga yang telah membantu Adaro bekerja hingga kini berusia 31 tahun.
Wahyu Sulistiyo juga berharap karena keterbatasan masa operasional, Adaro berharap Desa Pangelak bisa mandiri. Jangan hanya berharap bantuan.
Namun, selama perusahaan beroperasi, komitmen untuk membantu warga akan terus berlanjut. “Tapi kami mencoba memberikan kailnya, bukan ikannya. Untuk kemerdekaan,” katanya.