5 cerita tentang kedahsyatan shalawat Nabi, dan beberapa di antaranya bisa melintasi lautan



SUMEX. BERSAMA – Berbagai keutamaan membaca shalawat Nabi. Mulai dari meningkatkan derajat dan kebaikan, menghilangkan kemungkaran, menambah pahala, bisa memberikan ampunan dosa hingga kenyamanan kelak di alam kubur.

Ada sebuah kisah tentang seorang pengamal shalat nabi yang memiliki karomah luar biasa. Sekalipun mereka adalah orang biasa. Berikut ini adalah kisah tentang amalan doa untuk Nabi.
1. Cerita pertama tentang seorang nelayan yang suka berdoa
BACA JUGA: Soal Hijab, Tak Ada Buktinya di Quran, Ustaz Adi Hidayat Bantah Ilmu Fiqh, Ini Hukum Sebenarnya

Namun, sholawatnya tidak sepenuhnya benar, karena mungkin dia sedang mengingat sebuah ayat dari Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 56 yang artinya “sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya memberkati Nabi. ini untuk menghormatinya.” Dia juga berdoa selama puluhan tahun dengan ribuan bacaan setiap hari. Suatu ketika ia sibuk menenun jalanya yang sobek dan kusut di tepi pantai, sementara nelayan sedang memperbaiki jalanya, sibuk berdoa.
BACA JUGA: Rasulullah Tidak Dijamin Masuk Surga? Ustaz Maududi Abdullah: Pintu surga Nabi Muhammad minta dibukakan
Doa tersebut didengar oleh rombongan Ustaz yang hendak menaiki kapal untuk menyeberang ke seberang pulau. Salah seorang Ustaz menegur para nelayan sambil berkata: “Wahai nelayan, sholawat yang kamu baca itu salah. Bukan solo, tapi garam yang benar”. Sambil tersenyum, si nelayan mengucapkan terima kasih kepada Ustadz yang telah menasihatinya. Rombongan Ustad berangkat dengan perahu besar yang mereka tumpangi.
BACA JUGA: 11 Ciri Malaikat Menyamar Pengemis, Biasa Yang Dicari Bukan Uang
Namun, beberapa saat setelah rombongan ustasha pergi, para nelayan lupa dengan apa yang dikatakan ustasha tentang membaca sholavat yang benar. “Solu atau solia,” kata si nelayan. Ia pun mengejar kelompok Ustasha yang sudah keluar di tempat terbuka sambil meneriaki Ustasha “Solo atau garam, apa aku sudah lupa Ustasa”. Para nelayan mengejarnya berjalan dan berlari di atas air. Para ustadz kaget dan takjub. untuk melihat kebesaran Allah dan kedahsyatan doa untuk kekasih Allah yang diberikan kepada hambanya. Ustad menjawab “karena mau solo atau solid, bebas pak tua, makom bapak jauh lebih tinggi dari kami.
BACA JUGA: 5 Tanda Allah Mencintaimu, Angka 4 dan 5 Mudah Diucapkan dan Sulit Diterima
2. Berikut ini adalah kisah kenaikan derajat pemabuk, keberkahan membaca sholawat
Kisah ini diriwayatkan oleh Syekh Muhammad Nawawi Al Bantani dalam bukunya penkihul qoul Syekh Nawawi, mengutip kisah ini dari beberapa sufi. Salah satu tokoh sufi dikatakan memiliki tetangga yang pemabuk sampai tingkat yang tidak biasa. Nyatanya, si pemabuk tidak bisa membedakan antara hari ini, besok dan kemarin. Dia tenggelam dalam minuman. Pemabuk ini berulang kali dinasehatkan oleh sang sufi untuk bertaubat. Tapi tidak terima, masih dengan kebiasaan minum.
BACA JUGA: Pacaran Itu Haram, Wajib Diingatkan! Ustaz Abdul Somad: Orang pendiam yang melihat keburukan adalah setan pendiam
Yang luar biasa adalah ketika pemabuk itu meninggal, sang sufi bertemu dengannya dalam mimpinya. Dia dalam derajat yang sangat mulia. Dia memakai perhiasan hijau, simbol kebesaran dan kemegahan di langit. Sang sufi bertanya-tanya mengapa tetangganya yang pemabuk mendapat kedudukan yang begitu mulia. Kemudian sang sufi bertanya apa alasan untuk mencapai gelar yang mulia ini. Kemudian si pemabuk menjelaskan kenikmatan yang dirasakannya. Suatu hari dia menghadiri majelis dzikir dan mendengar orang saleh berkata: “Barangsiapa berdoa kepada Nabi dan meninggikan suaranya, surga wajib baginya.” suara, serta orang yang saleh.
BACA JUGA: Soal Toleransi, Syihab Quraisy Menyerukan Adzan Tidak Wajib, Jika…
Kemudian Allah mengampuni semua orang pada hari itu, termasuk pemabuk. Kisah ini jelas tidak ingin menyebarkan praktek mabuk-mabukan yang dilarang dalam Islam. Ceritanya hanya mencerminkan keistimewaan doa yang dapat membawa ke lautan cinta dan pengampunan.
3. Kisah seorang alim yang berhenti mengamalkan shalat nabi
Alkisah ada seorang yang cukup alim dan membaca shalawat Nabi setiap hari. Dia sering bertemu Nabi dalam mimpinya, dia dihangatkan oleh Nabi di setiap pertemuan.
BACA JUGA: Larangan pacaran ternyata legal, tapi sulit menyadarkan masyarakat, seperti seruan kewajiban hijab
Namun suasana pertemuan kali ini, dalam mimpinya melihat Rasulullah, tidak seperti biasanya. Nabi kedinginan, Nabi tidak menoleh ke arahnya dan tidak menyapanya. “Wahai Rasulullah, apakah Yang Mulia marah padaku?” Dia bertanya. Dengan sangat menderita, Nabi tidak menjawab. “Jangan lihat aku karena aku tidak mengenalimu,” kata Nabi. Lalu orang alim itu menjawab “bagaimana mungkin bangsawanmu tidak mengenaliku. Padahal aku salah satu dari umatmu. Lagi-lagi Nabi menjawab, “Mereka benar, hanya saja kalian tidak mengingatku melalui doa. Sedangkan pengakuanku terhadap umatku bergantung pada kekuatan mereka dalam membaca shalawat,” kata Rasulullah. Dia bangun, hatinya sangat sedih. Namun ia baru menyadari bahwa sudah berbulan-bulan ia membaca shalawat. Ia kemudian berdoa dalam hati dengan membaca shalawat Nabi sebanyak 100 kali setiap hari.
BACA JUGA: Banyak Hal di Luar Nalar Wujud Karomah Syekh Abdul Qodir Zaelani, Kaya Tapi Tak Jadikan Dunia Tujuan Hidup
Kemudian dia membuktikan tekadnya dengan baik. Suatu malam dia bermimpi bahwa dia bertemu Nabi. Dalam mimpinya, Nabi menyapanya dengan hangat.
4. Kisah selanjutnya adalah ketika Al Imam Sufyan Assauri mengunjungi Ka’bah
Ia melihat seseorang yang setiap kali mengangkat kakinya ketika melangkah ia selalu membaca Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Karena penasaran, ia kemudian menyempatkan diri untuk bertanya sejenak. “Dari awal kalian meninggalkan bacaan tasbih dan tahlil lalu menggantinya hanya dengan sholawat kepada Nabi. Apakah ada alasan khusus untuk mengamalkannya?” tanya Al Imam Sufyan Assauri.
BACA JUGA: Hukum viktimisasi bersama, menurut Buya Yahya: Boleh sah, bisa tidak
Kemudian orang tersebut menjawab pertanyaan “siapakah anda, semoga Allah mengampuni anda”. Sofyan Assouri menjawab “Saya Sofyan Assauri,”. Pria itu berkata, “Sungguh, jika bukan karena Anda, orang yang sangat istimewa, saya tidak akan memberi tahu Anda rahasia kejadian saya.” Ia bercerita, “Awalnya ketika saya menunaikan ibadah haji bersama ayah saya. Tiba-tiba ayah saya meninggal dunia, saya melihat wajahnya tampak hitam pekat. Dalam keadaan berduka dan kaget, saya mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Lalu saya tutupi wajahnya. dengan kain, setelah itu saya mandi dan berdoa di atas tubuh ayah saya. Karena saya merasa lelah saya tertidur, lalu saya bermimpi melihat seseorang yang wajahnya sangat cantik, harum dan cerah, sangat bersih dan cerah. Saya melihat orang itu tiba-tiba mengusap wajah ayahku dengan tangannya yang penuh cahaya. Kemudian aku melihat wajah ayahku langsung memutih dan bersinar. Saat pria tampan itu hendak pergi, spontan aku bertanya padanya, “Wahai hamba Allah, siapakah engkau? Mengapa wajah ayah saya menjadi putih cerah seperti ini setelah sebelumnya gelap gulita Pria itu menjawab, Apakah kamu tidak mengenali saya? Aku Muhammad, Rasulullah yang memiliki keajaiban Al-Qur’an. Sesungguhnya ayahmu termasuk orang yang banyak melakukan dosa dan maksiat semasa hidupnya. Namun demikian, karena dia sering berdoa kepada saya, ketika dia sekarat saya datang untuk bersyafaat untuknya.” Setelah itu saya terbangun dari mimpi saya dan melihat bahwa wajah ayah saya memang sudah memutih dan bersinar.
BACA JUGA: Masyaallah Syekh Abdul Qadir Jaelani Setiap Hari Mengajarkan 13 Jenis Ilmu Kepada Muridnya, Apa Saja?
5. Kisah terakhir adalah kisah tragis tentang pembenci sholawat
Kehidupan kekasih Rasulullah, namanya Abdullah bin Mubarak. Hembusan nafas yang tak pernah lepas dari penyebutan nama Nabi Muhammad SAW tercinta. Mulutnya selalu dimuliakan dengan berkat. Suatu ketika dia tiba-tiba didatangi oleh seseorang yang sangat membenci doa yang terus diulang-ulang oleh Abdullah. Dia membawa senjata tajam ketika menghadap Abdullah, dia mengangkat senjatanya. Dia menarik lidah Abdullah. Lidah Abdullah dipotong saat dia terbaring di tanah. Abdullah mengerang, pemotong lidah pergi dengan bangga dan gembira, karena tidak akan ada lagi lantunan doa yang mengganggunya.
BACA JUGA: Sholat Bersama Usai Sholat Disebut Bid’ah, Ustaz Abdul Somad Pecat Grup Ini
Tapi bidadari tidak diam, tulisnya dalam acara tersebut. Di waktu yang tak terduga kemudian, kutukan Tuhan menimpanya karena peristiwa kejam itu. Abdullah yang tidak bisa lagi bersuka cita melafalkan shalawatnya, tentu saja berduka untuk Rasulullah tercinta, yang selalu ia panggil dengan nama depannya. Mendengar keluhannya, dia muncul dalam mimpi Abdullah, mendengar cerita yang mengerikan. Kemudian hal ini terjadi, lidah Abdullah tersangkut seperti biasanya. Pemotong lidah terkutuk itu segera dijawab. Sang putra yang tak tahan melihat ayahnya menderita, berkali-kali meminta maaf atas kejadian yang menimpa Abdullah.
BACA JUGA: Kisah 40 Kuda Gagah Syekh Abdul Qodir Zaelani dan Pria-Laki yang Semula Menghiburnya Tapi Dicela
Dia memohon Abdullah untuk memaafkan ayahnya. Ia akan menebusnya dengan membaca sholawat sepanjang hidupnya. Hati pengasih Abdullah bin Mubarak menerima permohonannya, dan sang ayah pulih seperti semula, dan sang putra berjuang untuk memenuhi janjinya. Menghembuskan berkah dengan setiap detak jantungnya. Kami berharap untuk belajar pelajaran kebijaksanaan dari diskusi ini. Semoga pembahasan ini bermanfaat bagi kita semua, amin ya Rabb semesta alam. *



Baca Berita ini  Arti Inna Fatahna Laka Fathan Mubina dan Keutamaannya Bagi Umat Islam

kategori :