Sekretaris Daerah Kalsel Roy Rizali Anwar meminta lima kabupaten segera menetapkan status siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Lima kabupaten tersebut adalah Barito Kuala, Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, dan Hulu Sungai Tengah.
“Kami minta segera keluarkan SK Bupati terkait penetapan status siaga,” pinta Roy saat memimpin rapat koordinasi penanggulangan karhutla di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), (2/5). Ia mengungkapkan, penetapan status waspada karhutla menjadi dasar pemerintah provinsi menetapkan status yang sama. “Mengapa penentuan status diperlukan? Sehingga penanggulangan karhutla dari pemerintah pusat di daerah dapat segera dilaksanakan,” imbuhnya.
Salah satunya dengan membuat teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan tadi. “Itu dilakukan oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) bersama dengan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional),” kata Roy. TMC diperlukan untuk pembasahan awal lahan, dengan mengisi semua waduk dan kolam dengan hujan buatan.
“TMC harus segera dilakukan, karena BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) mengatakan awan untuk membuat hujan buatan hanya tersedia dari Mei hingga pertengahan Juni,” ujarnya.
Syaratnya, kawasan itu harus sudah berstatus siaga bencana. Roy mengatakan, jika sudah ditetapkan statusnya, pemprov bisa mengirimkan surat permohonan ke pusat. “Selain permintaan TMC, dia juga mengirimkan surat permintaan helikopter untuk waterbom dan patroli hotspot,” jelasnya.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kalsel, Bambang Dedi Mulyadi mengungkapkan, dari informasi terakhir, Kalsel mengalokasikan 10 unit heli untuk penanganan karhutla tahun ini. Dua helikopter patroli dan delapan helikopter pengebom air. “Helikopter sangat penting untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan yang tidak bisa dijangkau oleh satgas darat,” ujarnya. Soal kesiapan peralatan, Bambang menjamin semuanya siap dan berfungsi dengan baik. “Semuanya sudah diperiksa. Yang rusak sudah diperbaiki,” ujarnya.
Sementara itu, BMKG memperkirakan musim kemarau tahun ini akan lebih panas dibanding tiga tahun sebelumnya. “Status waspada bisa ditetapkan pada pertengahan Mei hingga Juni, sehingga TMC bisa segera dilakukan,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru, Goeroeh Tjiptanto. Kemudian pada bulan Oktober, Kalimantan Selatan mungkin sangat membutuhkan helikopter water bombing untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan. “Karena pada bulan tersebut sudah memasuki puncak musim kemarau,” pungkasnya.