REMBANG, Lingkarjateng.id – Jamaah Umroh asal Kabupaten Rembang yang sempat terlantar di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) beberapa waktu lalu kini sudah kembali ke rumah masing-masing. Kepulangan mereka usai adanya mediasi oleh berbagai pihak termasuk biro umroh yang bersangkutan.
Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Rembang, Zuhri, mengatakan para jamaah pulang usai kesepakatan tertulis melalui mediasi yang dihadiri Kasi Haji Kemenag Kulon Progo, Kasi Haji Kemenag Kota Yogyakarta, PT. Amanah Tour dan Kepolisian Sektor Temon, serta koordinator calon jamaah dan para calon jamaah. Dari mediasi tersebut hasilnya calon jamaah umroh akan diberangkatkan seusai bulan Ramadhan nanti.
“Kemarin hasil mediasinya, antara biro yang memberangkatkan dengan jamaah. Jamaah insya Allah sesuai dengan kesepakatan, akan diberangkatkan habis Ramadhan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan Kemenag Rembang sudah melakukan kunjungan ke rumah korban jamaah umroh yang ditunda keberangkatannya. Ada 38 calon jamaah umroh yang terlantar. Semuanya merupakan warga Rembang, namun tiga di antaranya sudah berdomisili di Jakarta.
Salah satu jamaah umroh asal Kecamatan Sluke yang tidak mau disebutkan namanya mengungkapkan kemungkinan akan diberangkatkan pada bulan Mei nanti. Mengingat waktunya mendesak dan harus mengurus pembelian tiket.
“Saking pihak PT birone boten saged ngusahaake. Soale mendadak. Bulan puasa niki tiket nggih mpun. Menawi mboten salah, berangkate bulan Mei (dari pihak PT-nya tidak bisa mengusahakan soalnya mendadak. Bulan puasa ini tiketnya ya sudah, keberangkatan perkiraan bulan Mei,” bebernya.
Keberangkatan Ditunda, 15 Paspor Calon Haji Rembang Kedaluwarsa
Dirinya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu kepulangannya. Karena seandainya dirinya dan jamaah lainnya tidak bisa pulang, Pemerintah Desa Sanetan, Kemenag Rembang, Kepolisian Resort Rembang, siap menjemput kepulangannya sampai ke rumah.
Dirinya beserta istri merasa bersyukur karena insiden itu. Seandainya tidak ada insiden itu, para jamaah bisa terlantar di Arab Saudi dan tidak bisa pulang ke rumah.
“Karena oknum yang memberangkatkan umroh, cuma membekali tiket untuk berangkat pergi saja,” ungkapnya. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)