Odi Sanadi adalah salah satu pengusaha tempe di Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong yang kini mulai menguasai pasar tempe di ‘Bumi Saraba Kawa’.
Tak heran jika dari usaha tempe HB asli yang diproduksi oleh Odi (jika dijual semua) omzetnya bisa mencapai Rp 20 juta per hari.
Baca juga: Kalapas Batulicin: Tempe untuk Warga Lapas Batulicin untuk Luar Daerah
“Kalau semua tempe laku, omzetnya bisa mencapai Rp 20 juta per hari,” kata Odi di Tabalong, Jumat.
Omzet yang cukup besar itu memang sesuai dengan biaya produksi yang ia keluarkan setiap hari.
Suatu hari, usaha tempe Odi membutuhkan 900 kilogram kedelai dengan harga kedelai saat ini sekitar Rp. 12.100 per kg.
Artinya, kebutuhan bahan baku (kedelai) per hari saja sudah mencapai lebih dari Rp 10 juta ditambah bahan pencampur lainnya seperti ragi.
Baca juga: Seknas Jokowi sarankan jangan lepas kedelai untuk perdagangan bebas
“Biasanya dalam satu kali pengiriman kedelai sebanyak 6.500 kilogram untuk kebutuhan satu minggu,” jelas Odi.
Beruntung, harga kedelai kini lebih murah dari sebelumnya, yang bisa mencapai lebih dari Rp 16.000 per kilogram.
Saat harga kedelai tinggi, Odi terpaksa mengecilkan ukuran tempe dengan harga jual tetap.
Tempe HB asli kini dijual seharga Rp. 5.000 per biji menjadi Rp. 6.000 di tingkat eceran.
Selain dijual ke pasar, Odi juga memasok tempe ke sejumlah restoran dan usaha catering di Kabupaten Tabalong.
Usaha tempe yang dirintis sejak 2015 oleh Odi dan istrinya Tini ini mampu mempekerjakan 27 warga Desa Telaga Itar, Kecamatan Kelua, yang menjadi lokasi pengolahan tempe.
“Alhamdulillah, usaha saya sudah mampu menciptakan lapangan kerja bagi warga sekitar dan kini saya sudah melibatkan 27 tenaga kerja,” jelas Odi.
Sebagai seorang pengusaha, Odi juga berkomitmen untuk memproduksi tempe yang higienis dengan selalu mengutamakan kebersihan dalam setiap proses produksinya, mulai dari alat, lingkungan dan karyawan.
“Kehigienisan merupakan salah satu faktor dalam menjaga kualitas tempe,” kata Odi.
Ia pun ingin terus meningkatkan produksi tempenya, termasuk bisa memiliki pabrik berkapasitas besar.
Keahliannya dalam mengolah tempe didapatnya saat mengikuti pelatihan pembuatan tempe pada tahun 2017 yang diadakan oleh Rumah Tempe Indonesia di Kota Bogor, Jawa Barat.
Selanjutnya ia mencoba membuka usaha tempe yang berlokasi di Kecamatan Kelua, Kabupaten Tabalong dan kini ia berhasil mendapatkan omzet puluhan juta per hari.
HAK CIPTA © Berita ANTARA Kalimantan Selatan 2023