Anggota DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) H Karlie Hanafi Kalianda mengingatkan masyarakat di provinsinya untuk tetap waspada dan waspada terhadap kemungkinan bencana.
“Apalagi dengan kondisi cuaca akhir-akhir ini yang terkesan tidak menentu, kita harus tetap waspada dan siap menghadapi bencana seperti banjir, angin puting beliung dan lain-lain,” kata Karlie melalui telepon seluler di Banjarmasin, Jumat.
Baca juga: Memasuki Hari Ke-8 Banjir HSU, 21.533 Rumah Warga Kebanjiran
Wakil rakyat secara khusus mengimbau saat sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Kalsel Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Kecamatan Tabukan, Kabupaten Barito Kuala (Batola).
Menurut perwakilan rakyat yang juga dosen di perguruan tinggi swasta di Banjarmasin dengan gelar sarjana, magister, dan doktor hukum itu, bencana yang paling rawan di Kalsel adalah banjir, seperti yang terjadi akhir-akhir ini.
“Sesuai dengan ketentuan tindakan yang dilakukan untuk mengurangi dampak banjir antara lain penataan Daerah Aliran Sungai (DAS) secara terpadu dan sesuai dengan fungsi lahan,” jelas wakil rakyat daerah pemilihan Kalsel III/ Batola.
Selain itu, pengembangan sistem pemantauan dan peringatan dini di bagian-bagian sungai yang sering menimbulkan banjir, tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai dan daerah banjir.
Baca juga: Bupati HSS minta Tagana HSS mengedukasi masyarakat tentang pencegahan bencana
Melakukan program pengerukan sungai, memasang pompa di daerah di bawah permukaan laut, dan tidak membuang sampah ke sungai, imbuh mantan aktivis mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin ini.
“Upaya lain untuk mengurangi dampak banjir juga dilakukan dengan penghijauan kawasan hulu sungai yang harus selalu dilaksanakan dan mengurangi aktivitas di bagian sungai yang rawan banjir,” ujar Karlie Hanafi Kalianda.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batola Budimansyah, saat sosialisasi Perda 6 Tahun 2017 di Kecamatan Tabukan baru-baru ini, antara lain mengatakan, kabupatennya merupakan daerah dengan tingkat resiko bencana banjir tertinggi di Sulawesi Selatan. Kalimantan.
“Karena risiko banjir sangat tinggi, sebelum terjadi bencana banyak hal yang harus diketahui oleh masyarakat, terutama untuk mengurangi risiko atau dampak dari suatu bencana,” ujarnya.
Misalnya, warga harus mengetahui istilah-istilah peringatan terkait bahaya banjir seperti Siaga I hingga IV, dan langkah-langkah yang harus diambil serta mengetahui tingkat kerawanan tempat tinggalnya, apakah berada di zona banjir.
“Masih banyak hal lain yang harus diketahui masyarakat sedini mungkin, seperti mempersiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya bencana, khususnya banjir, agar risiko terdampak seminimal mungkin,” ujar Budimansyah.
Baca juga: Amuntai dikepung banjir, jumlah warga terdampak bertambah
HAK CIPTA © Berita ANTARA Kalimantan Selatan 2023