Posisi Tabalong dari 3 besar “jatuh bebas” menjadi peringkat 12
TANJUNG, Acara Porprov XI Kalsel di Hulu Sungai Selatan telah usai.
Ajang “pertarungan” bergengsi bagi atlet-atlet terbaik dari 13 kabupaten/kota se-Kalsel ditutup Minggu (13/11) malam.
Kabupaten Tabalong yang mengirimkan 356 atlet dan mengikuti 31 cabang olahraga hanya mampu bercokol di peringkat 12 klasemen akhir Porprov XI Kalsel di HSS.
Di klasemen akhir, kontingen Tabalong meraih total 76 medali yang terdiri dari 10 emas, 23 perak, dan 43 perunggu. Sebanyak 10 medali emas diraih cabang atletik, lima emas, disusul aeromodelling, pencak silat, panjat tebing, renang, dan angkat besi. masing-masing menyumbang satu emas.
Ketua Koni Tabalong Agus Saihu mengatakan, meski terjun bebas, prestasi kontingen Tabalong di arena pesta olahraga akbar itu, menurutnya, merupakan upaya maksimal pihaknya.
“Baik pengurus Koni, Pemkab dan juga para atlet serta pengurus, ofisial dan pelatih telah berusaha semaksimal mungkin untuk mengikuti kegiatan ini, namun itulah yang kami terima. Kami akui bahwa inilah yang kami upayakan, ujarnya kepada Kontrasonline.com saat ditemui di kantor Koni Tabalong, Selasa (15/11).
Agus menyampaikan belasungkawa atas capaian Porprov kali ini karena sangat jauh berbeda dengan peringkat Porprov 2017 di posisi 3 besar.
“Hari ini kita turun ke peringkat 12, tapi kita cukup bangga meski peringkat 12 di ajang ini bisa kita berikan untuk masyarakat Tabalong,” ujarnya.
Ia meminta maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Tabalong atas capaian Porprov XI yang terpuruk.
“Kami dari Koni mohon maaf kepada masyarakat Tabalong. Ini yang bisa kami berikan untuk olahraga Tabalong,” ujarnya dengan mimik sedih.
Ia mengaku gagal mencapai target medali emas di beberapa cabang olahraga yang diikutinya karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi.
Selain karena minimnya persiapan akibat pandemi Covid-19, faktor lain selama pertandingan adalah cederanya peraturan pertandingan yang tidak sesuai dengan kesepakatan.
“Memang ada beberapa faktor dari target emas ini hingga medali perak dan perunggu. Ada rintangan seperti panjat tebing, atlet andalan kami saat penyisihan. Dia terluka, meski begitu, dia memaksa dan bisa mendapatkan emas,” jelasnya.
Kemudian dari aturan pertandingan yang tidak sesuai aturan awal juga berimbas pada atlet kontingen Tabalong.
“Ada beberapa atlet juga terkendala di sana, akhirnya atlet yang kita andalkan meraih emas ternyata perak dan perunggu,” ujarnya.
“Seperti di karate kita walk out, tapi bukan kita saja, ada beberapa kecamatan yang melakukan hal yang sama karena sudah tidak sesuai lagi dengan aturan yang sudah ditentukan di awal,” ujarnya.
Agus menyatakan aturan yang tidak tepat itu seperti hakim yang tidak bersertifikat.
“Penjuriannya tidak sesuai, seharusnya juri memiliki sertifikat atau lisensi nasional dan hakim tidak boleh berasal dari Kalsel, ternyata hal tersebut tidak diperhitungkan. Akhirnya banyak juri yang ikut dalam pelaksanaannya. Kami dari Kalsel, ini juga merugikan kami Kabupaten Tabalong,” ujarnya.
Juga faktor lain, panitia dari tim verifikasi dan legalitas Koni Provinsi yang mundur di acara Porprov juga berpengaruh.
“Sebetulnya kegiatan porprov entry by name by number ini sudah enam bulan sebelum kegiatan itu direlease namun hal ini dikarenakan waktu, sehingga panitia dari tim legalitas tidak bekerja maksimal karena mereka juga dari KONI provinsi, baik verifikasi maupun tim legalitas tidak ada, begitu juga dari tim pengarah maupun dari Koni Provinsi tidak hadir” jelasnya.
“Saya kira ini juga sangat merugikan kontingen kabupaten lain, termasuk kabupaten Tabalong,” lanjutnya.
Selain itu, absennya sejumlah cabang olahraga andalan Kabupaten Tabalong pada ajang tersebut juga menjadi faktor pihaknya belum bisa menyamai capaian kali ini dengan capaian Porprov Provinsi 2017.
“Olahraga andalan kita banyak yang tidak ikut karena penyelenggara tidak melaksanakannya. Contoh seperti menembak kemudian golf sebenarnya lumbung emas kita karena penyelenggara tidak melaksanakannya, pada akhirnya kita kehilangan kesempatan untuk meraih medali,” dia berkata.
Tak ingin terlalu menyalahkan sejumlah faktor tersebut, pihaknya juga akan mengevaluasi hasil minor tersebut ke depan.
“Selama kabupaten Tabalong mengikuti Porprov, mungkin ini yang terparah, tapi itu yang kita terima. Ini evaluasi kita ke depan,” ujarnya.
Agus mengatakan, pembinaan terhadap atlet juga menjadi catatan pihaknya untuk dievaluasi.
“Harus ada evaluasi pembinaan, dan ini juga akan kami sampaikan kepada pemerintah melalui Bupati Tabalong, kami ingin ke depan jika memang ingin olahraga di Tabalong maju, ini harus benar-benar didukung oleh pemerintah daerah,” dia berkata.
Ia juga mengatakan, satu-satunya sumber dana Koni adalah pemerintah daerah.
“Tapi kita tahu beberapa tahun belakangan ini, karena pandemi Covid-19, dana kepelatihan kita juga sangat terbatas. Belum lagi pembinaan atlet untuk menghidupkan kembali sekretariat KONI, sangat kewalahan,” ujarnya.
Ia juga menginginkan ke depan ada dukungan konkrit dari semua pihak untuk memajukan olahraga Tabalong.
“Olahraga ini tanpa dukungan pemerintah daerah sulit berkembang, apalagi saat ini. Saya melihat kabupaten lain, meski dana dari Koni terbatas, inisiatif dari ketua olahraga masing-masing yang bisa membuat atletnya lebih maju, karena bisa membina atletnya dengan dana olahraga mandiri,” pintanya.
Disampaikannya, dengan pencapaian kali ini pihaknya berharap bisa introspeksi diri dan mengevaluasi agar lebih baik lagi.
“Mudah-mudahan pemerintah bersama sektor unggulan lainnya bisa berkontribusi untuk membenahi ini agar tahta Kabupaten Tabalong tidak turun terlalu jauh,” ujarnya.
Terlepas dari itu semua, ia mengapresiasi para atlet yang telah bekerja keras membawa nama Kabupaten Tabalong, khususnya cabang olahraga baru yang mampu membawa medali bagi Bumi Sarabakawa.
“Beberapa cabang olahraga baru juga bisa diunggulkan, seperti Pentaque, Muaythai, Rafting. Alhamdulillah walaupun baru keluar atlet-atlet berprestasi, luar biasa olahraga baru ini ke depannya, tinggal kita tingkatkan dan diskusikan lagi karena ada peluang untuk meraih medali,” pungkas Agus.