Lagi-lagi, media sosial dituding sebagai biang keladinya. “Membaca di ponsel lebih praktis,” ujarnya.
Namun dia tetap yakin, buku cetak atau fisik tetap penting. “Paling tidak untuk pelajar atau mahasiswa,” imbuhnya.
Hari ini, Rizqo terbantu dengan bulan Ramadhan. Penjualan buku-buku agama meningkat pesat.
Dosen FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Reza Fahlevi menduga ada yang tidak sinkron dalam pembangunan SDM Kalsel.
Sebab pada tahun 2022, Kalsel menduduki peringkat ke-4 Indeks Pengembangan Literasi Masyarakat (IPLM). Sehingga, di tahun yang sama, bahkan menduduki peringkat ke-13 Tingkat Minat Baca (TGM).
“Seharusnya sejalan dengan tujuan peningkatan minat baca. Artinya ada hasil yang tidak sinkron,” ujar Reza.
Ia berharap survei TGM dapat dijadikan bahan evaluasi bagi pemerintah daerah, khususnya untuk Dinas Perpustakaan dan Kearsipan.
Reza menekankan minat baca juga sangat bergantung pada peran keluarga dan sekolah.
Minat membaca juga penting untuk menjaga iklim demokrasi. Jelang Pemilu 2024, hoaks dan disinformasi semakin marak. Untuk menyaringnya, kemampuan membaca menjadi sangat penting.
Hal tersebut ditegaskan Dosen FISIP ULM, Samahuddin Muharam.
Mantan Ketua KPU (Komisi Pemilihan Umum) Kalsel itu mengatakan, tanpa literasi politik, di tengah suasana politik yang panas dan riuh, pemilih akan “bergandengan tangan” menyebarkan berita fitnah.
Samahuddin menyarankan agar Pemko dan Pemkab merancang peraturan daerah (perda) tentang literasi. “Harus dimulai. Demi hidup yang lebih sehat. Terutama untuk menepis berita yang mengundang fitnah,” ujarnya.
Tugas Disiplin
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel berupaya mendongkrak minat baca masyarakat. Mulai dari renovasi besar-besaran gedung perpustakaan di Jalan Ahmad Yani Km 6, hingga mengundang sastrawan nasional ke Banjarmasin untuk berbicara.
Masih dari perpustakaan dalam batas kota, tersedia juga ruang Perpustakaan Anak. Mengikuti perkembangan zaman, empat tahun terakhir, perpustakaan digital iKalsel terus disempurnakan. Koleksi e-book terus ditambah.
Kepala Dispersip Kalsel, Nurliani Dardie mengaku, membangun minat baca tidak seperti membangun jalan atau jembatan yang hasilnya langsung terlihat.
Sedangkan kecintaan terhadap buku sangat bergantung pada didikan orang tua. Tanpa keluarga, tidak ada gunanya. “Keluarga memiliki peran yang sangat penting,” katanya.
Lalu apa tugas pemerintah daerah? “Pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan,” katanya. Misalnya mengaktifkan mobil perpustakaan keliling di 13 kabupaten dan kota.
“Kami melakukan apa yang bisa dan seharusnya kami lakukan. Kami tidak mencari pujian. Biarlah masyarakat yang menilai,” pungkasnya. (ris/tia/mof/gr/fud)