BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI – Dinas Perhubungan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) sedang membangun perahu yang akan digunakan untuk menghilangkan gulma dari perairan setempat.
Gulma pengganggu gunung ini dapat tumbuh dengan cepat dan mengganggu rawa-rawa di Kabupaten HSU, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Sebab, lahan rawa tidak akan dimanfaatkan untuk lahan pertanian, jika tumbuhan liar dibiarkan hingga tahun depan. Ingat, memberantas gulma ini sangat sulit.
Kepala Dinas Perhubungan HSU, Hamdani, Selasa (13/12/2022), mengatakan, pihaknya telah memesan kapal pembasmi gulma tersebut.
Baca juga: Benda Diduga Barang Antik, Tim Cagar Budaya Pemkab Banjar Akan Umumkan Hasil Kajian
Baca juga: Tidak dapat menemukan tempat baru, dua korban kebakaran Nusa Indah Tala tinggal sementara di balai desa
“Rencananya mulai bulan ini. Namun ditunda hingga akhir bulan menunggu selesainya pembelian kapal dari produsen,” ujarnya.
Desa pertama yang disasar kapal adalah Desa Hambuku, Kecamatan Babirik, Kabupaten HSU.
Karena di desa ini, menurut laporan, rawa-rawa untuk lahan pertaniannya ditutupi dengan ceruk gunung.
Merambat gunung merupakan gulma yang sulit diberantas di lahan pertanian rawa.
Baca juga: Diduga korban memiliki ilmu santet, pelaku yang menenggelamkan korban di laut ditangkap di Kalimantan Selatan
Baca juga: Terjerat judi online, kedua pria di Kotabaru ini nekat melakukan pencurian di 16 TKP
Jika dibiarkan, tanah akan mati karena tidak bisa digunakan untuk bercocok tanam atau mencari ikan.
“Kita beli satu kapal. Kapal akan kita tambah lagi, jika difungsikan secara efektif di daerah rawa-rawa,” tambah Hamdani.
Sebelumnya, kapal serupa dimiliki Desa Jingah Bujur, Kecamatan Haur Gading. Digunakan untuk membasmi eceng gondok dari daerah rawa.
Fungsi kapal yang dipesan Dishub HSU ini akan serupa dengan yang ada di Desa Jingah Bujur.
Baca juga: PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari Sidang Korupsi, Kontraktor Pakai Jasa Sub Kontraktor
Baca juga: Kejaksaan Negeri Tapin Terus Kembangkan Kasus Penyalahgunaan Dana Desa Gadung
Bagi Desa Jingah Bujur, lahan rawanya bersih dari eceng gondok. Rencana selanjutnya, kapal itu digunakan di desa tetangga.
“Tahun lalu, banyak lahan rawa ini yang tidak bisa ditanami padi karena airnya tidak cepat surut. Namun dengan membuang eceng gondok, sebagian rawa dibersihkan dari eceng gondok dan bisa dimanfaatkan nelayan untuk mencari ikan,” dia berkata.
(Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati)