Mojokerto – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri peringatan Tabligh Akbar Nuzulul Qur’an di Alun-alun Kota Mojokerto, Kamis (6/4) malam.
Kehadiran orang nomor satu di Pemprov Jatim itu disambut langsung oleh Walikota Mojokert, Ika Puspitasari, bersama seluruh jajaran Forkopimda Kota Mojokert.
Dari pemantauan Surabaya Pagi, Sebelum memberikan sambutannya, Gubernur Khofifah mengajak ribuan jamaah yang hadir untuk berdoa bersama. Ia pun tak segan-segan meminta warga menyalakan flash di ponselnya.
“Yang bawa HP nyalakan senternya, solat berjamaah, yang nyaring suaranya,” ajaknya.
Seusai salat, Gubernur Khofifah dalam sambutannya mengatakan selama bulan Ramadhan, dirinya aktif melakukan safari tarawih Ramadhan di Jawa Timur dan mengunjungi serta menjelajahi masjid-masjid legendaris di kabupaten/kota di Jawa Timur.
Dikatakannya, dengan menunaikan salat Tarawih di masjid-masjid yang memiliki nilai sejarah, selain mendapatkan pahala juga bisa mengambil hikmah dan nilai sejarah dari masjid-masjid tersebut.
“Jadi masjid yang memiliki sejarah kuat adalah jalan membangun peradaban dan agama di negeri ini, khususnya di Jawa Timur,” imbuhnya.
Selain itu, petinggi pemerintah provinsi Jawa Timur ini juga menceritakan tentang sosok Nyai Ageng Pinatih, seorang pendeta wanita yang juga kepala pelabuhan pada masa Kerajaan Majapahit.
“Nyai Ageng Pinatih adalah wanita hebat, dia lebih dikenal sebagai pedagang, syahbandar sekaligus sebagai pendeta wanita,” ujarnya.
Khofifah juga mengatakan bahwa Nyai Ageng Pinatih adalah sosok yang sukses dalam berdagang. Meskipun dia seorang wanita, dia memiliki banyak kapal dagang. Dan pada tahun 1458 M, Kerajaan Majapahit mengangkatnya menjadi Syahbandar Pelabuhan Gresik yang bertanggung jawab atas pengumpulan bea cukai dan pengawasan kapal dagang asing.
“Beliau adalah seorang syahbandar yang terkenal pada masanya dan perempuan pertama di nusantara yang mengurusi bea cukai,” jelasnya.
Dari kisah sejarah Nyai Ageng Pinatih ini, Khofifah ingin mengajak warga kota Mojokerto yang sebagian besar merupakan pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) untuk tidak patah semangat dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya.
“Apapun yang besar harus dimulai dari yang kecil. Ikuti kisah Nyai Ageng Pinatih, meskipun dia seorang wanita, dia sangat gigih dalam menjalankan usaha dagangnya hingga akhirnya menjadi seorang pedagang besar,” pungkasnya.
Sementara itu, Walikota Mojokert Ika Puspitasari dalam sambutannya mengatakan peringatan Nuzulul Qur’an merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Pemkot Mojokert.
“Kali ini Tablig Akbar sengaja kami tempatkan di sisi barat Alun-alun Kota Mojokerto. Karena secara arsitektur berkaitan dengan rasa Majapahit,” ujarnya.
Ning Ita juga mengatakan bahwa arsitektur alun-alun ini sarat dengan makna filosofis. Yakni, puncak tugu berbentuk bunga teratai yang memiliki makna puncak spiritual masyarakat Majapahit, tidak melupakan religiositas dan spiritualitasnya.
Masyarakat Mojokerto, lanjut Ning Ita, juga sangat adaptif dalam upaya perubahan ke arah yang lebih baik. Terbukti hampir 5 tahun kepemimpinannya, berbagai program pemerintah di bidang ekonomi, pendidikan, sosial dan pembangunan disambut dengan antusias dan optimisme oleh masyarakat.
“Berkat sinergi dan kerja sama Pemprov DKI dan masyarakat, Alhamdulillah atas ridho Allah semua upaya kita seperti tenggorokan. Kita bisa lebih cepat pulih dari dampak pandemi Covid-19 ini,” ujarnya.
Sekedar informasi, peringatan Tabligh Akbar Nuzulul Qur’an ini dihadiri ribuan warga Kota Mojokerto.
Baik tua maupun muda, laki-laki dan perempuan, semua tumpek blek memenuhi alun-alun kota Mojokerto sisi barat.
Jemaah yang serempak mengenakan pakaian serba putih itu tampak terpukau mendengarkan tausiya dan khutbah spiritual KH Imam Chambali dan Abah Taufan. Akan