Lamongan, memorandum.co.id – Bertempat di halaman GOR Lamongan, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi bersama Wabup Abdul Rouf dan jajaran Forkopimd Lamongan menghadiri dan menghadiri ceramah/ceramah dari Gus Miftah dan sholawat pada Minggu (9/4) malam bersama Gus Azmi dan Gus Ahkam pada penutupan Megilan Ramadhan Festival Vol 2.
Dalam kesempatan tersebut, Mr. Yes mengungkapkan bahwa Megilan Ramadan Festival Vol 2 yang telah berlangsung selama 3 hari berlangsung sukses dan tanpa kendala. Preferensi ini akan terus meningkat kualitasnya di tahun-tahun mendatang.
“Alhamdulillah Ramadan Festival Megilan Vol 2 berjalan sukses dan lancar. Kami akan terus membangun keberhasilan ini dalam kualitas di tahun-tahun mendatang. Terima kasih kepada seluruh panitia, tim pendukung, UMKM yang telah berpartisipasi, maka hari ini festival Ramadhan Megilan saya nyatakan ditutup,” ujar Pak Harto. Ya.
Untuk melengkapi kemurahan hati acara ini, Bpk. Ya mengajak seluruh jamaah yang hadir untuk mengikuti tausiya/ceramah oleh Gus Miftah dan khusyuk berdoa bersama tim Gus Azmi dan Hadrah Syubbanul Muslimin.
Diawali dengan syair yang memukau jamaah, ustadz bernama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman ini menyampaikan arti cinta, sesuai dengan sabda Nabi bahwa Allah SWT mendambakan manusia bukan hanya untuk mencintai tapi juga untuk dicintai.
“Surga itu rindu 4 golongan, pertanyaannya jika surga sudah merindukan kita, maka hadirlah menjadi orang yang dicintai Allah SWT. Jika ada kemauan, ada banyak cara. Menjadikan orang bernafsu mutmainnah (jiwa yang telah mendapat ketenangan, red). Ketika kita menghadap Allah SWT, modal kita cukup, karena dilandasi keikhlasan, oleh karena itu puasa dipersembahkan,” kata Gus Miftah.
Lebih lanjut Gus Miftah menjelaskan bahwa amalan lain boleh diperagakan, namun puasa tidak.
“Haji boleh, sedekah, shalat, dan lain-lain boleh, tapi puasa tidak. Apakah kita harus mengeluarkan bau mulut untuk membuktikannya kepada Bupati? Tidak, itu bisa jadi sariawan. Maka satu-satunya ibadah yang tidak tersingkap adalah puasa. Anda bahkan tidak bisa mempublikasikannya,” lanjutnya.
Untuk itu, menurut sabda Nabi, surga sebenarnya merindukan empat golongan, yaitu orang yang membaca Al-Qur’an, orang yang menjaga bahasa/ucapannya, orang yang memberi makan orang lapar dan orang yang berpuasa di bulan Ramadhan. .
“Jika orang ingin berbicara dengan Allah SWT, maka bacalah Al-Qur’an. Saya bahkan setuju bahwa pada saat tadarus malam itu, anak-anak tetap menggunakan suara dengan volume yang disesuaikan, sehingga mereka tetap semangat. Sedangkan untuk menjaga ucapan kita dalam hal ini Momen ini kita bisa jaga jarak, jangan nge-tweet sembarangan yang bisa mengundang murka Allah SWT,” tambah da’i.
Termasuk memberi makan orang lapar, Gus Miftah bahkan mencontohkan mentalitas seseorang bisa dilihat dari cara memberi.
“Yang kaya itu bukan yang bisa membeli segalanya, tapi yang tidak bisa dibeli oleh yang punya segalanya,” pungkasnya.