Tradisi penyadaran, alias cara menyiapkan makanan, dirusak dengan pemukulan dan penusukan. Melukai korban. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (9/4) pagi. Di kawasan Desa Banua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa tersebut terjadi karena korban berinisial T menegur sejumlah remaja yang saat itu melakukan tradisi bangun sahur keliling. Sejumlah remaja ini berasal dari daerah lain di Banjarmasin.
Saat rombongan remaja tersebut tiba di kawasan Banua Anyar, teguran korban ditanggapi dengan pemukulan. Bahkan, tikaman itu mengenai kepala korban.
Kapolsek Banjarmasin Timur, Kompol M Taufiq Qurahman membenarkan motif peristiwa tersebut dipicu oleh tindak pidana. “Korban berinisial T merasa terganggu dengan riuhnya tradisi membangunkan jamuan makan keliling sejumlah remaja,” ujarnya.
Menindaklanjuti laporan kejadian tersebut, polisi bergerak masuk. Dari hasil identifikasi, polisi juga mengamankan lima remaja. Mulai dari EW (21), MI (20), JF (16), FA (16), dan YF (18).
Empat remaja pertama yang disebutkan diamankan di kediamannya di kawasan Jalan Veteran dan Sungai Lulut. Sedangkan YF kemudian diamankan melalui upaya pendekatan dengan pihak keluarga.
Upaya pendekatan dipimpin langsung oleh Kapolres Banjarmasin, Kombes Pol Sabana Atmojo Martosumito. “Kami mendatangi kediamannya, berbicara dengan keluarganya untuk membantu membujuk para pelaku agar segera menyerahkan diri,” ujarnya, kemarin (10/4).
“Alhamdulillah, akhirnya pelaku kami bawa ke Mapolres Banjarmasin Timur untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ujarnya.
Sabana menyebut pihaknya akan bertindak tegas dalam setiap kasus yang terungkap. Meski tegas, Sabana mengaku pihaknya juga tidak bisa mengabaikan upaya persuasif dan manusiawi dalam mendekati pelaku dan keluarganya.
Sehingga setiap kasus yang ditangani dapat diselesaikan secara efektif. “Hal ini sesuai dengan arahan Kapolda Kalsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi yang meminta jajarannya untuk selalu bertindak manusiawi,” tegasnya.
Sabana juga berpesan agar saat menjalankan tradisi bangun subuh jangan membuat gaduh. Atau mengganggu orang lain.
Lakukan saja di Setiap Daerah
Peristiwa pemukulan yang menyebabkan korban terluka saat menjalankan tradisi bangun tidur alias bagarakan sahur juga menjadi perhatian Pemko Banjarmasin.
Sekretaris Daerah Banjarmasin, Ikhsan Budiman mengatakan, membangunkan masyarakat untuk sahur memang hal yang baik. Namun, diharapkan metode yang digunakan juga baik. “Misalnya jangan terlalu kencang. Loudspeaker digunakan dengan tepat,” ujarnya di Balaikota, kemarin (10/4).
“Ya, jangan berisik dan gaduh. Karena siapa tahu masih ada yang istirahat. Hormati juga mereka yang non muslim,” ujarnya. “Buatlah orang yang bangun subuh bahagia. Bukan sebaliknya,” tegasnya.
Ikhsan juga berharap tradisi bagarakan sahur hanya dilakukan oleh warga di masing-masing daerah. “Jangan sampai misalnya, yang dari daerah ini justru bangun subuh ke daerah lain,” tegasnya.
Sebagai bentuk antisipasi terhadap hal-hal yang tidak diinginkan, Ikhsan juga mengharapkan peran maksimal dari jajaran babinsa, bhabinkamtibmas dan lurah setempat. “Wali Kota sudah sering menyampaikan bahwa ketiga unsur ini juga harus mengawasi dan menyampaikan kepada masyarakat terkait ketertiban dan ketenteraman masyarakat,” harapnya.
“Sekali lagi, bangun subuh itu tradisi atau budaya yang baik. Jadi jangan dikotori dengan hal-hal negatif,” pungkasnya.