Maraknya masyarakat yang meminta sumbangan untuk berkeliling ke rumah-rumah atas nama renovasi tempat ibadah menjadi perhatian masyarakat Tabalong.
Apalagi jelang Lebaran, para peminta sumbangan ini semakin banyak yang berdatangan ke rumah-rumah warga.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Satpol-PP Tabalong, Tazeriyanor menginginkan, selain partainya, peran serta camat, termasuk penanggung jawab Kasi Trantib, dapat membantu mengatasi masalah ini.
“Tugas utamanya menjaga ketentraman dan ketertiban masyarakat, maka seharusnya beliau memiliki fungsi yang sama dengan kami, Kabid Trantib Kecamatan Patorli,” ujarnya saat ditemui di Kontrasonline.com, baru-baru ini.
Tazeriyanor mengatakan, peran camat trantib untuk mengatasi masalah ini sangat dibutuhkan, jika diserahkan ke pihaknya, orang yang meminta sumbangan tidak akan bisa mengamankannya karena jarak yang jauh.
“Kadang-kadang warga melaporkan bahwa orang tersebut telah melarikan diri dan kami tidak punya waktu untuk menjenguknya. Kami harus memberi perintah kepada camat untuk mengambil tindakan,” katanya.
Ia juga menyatakan jika pihak kecamatan tidak mampu menangani, Satpol-PP akan turun membantu.
“Misalkan ada yang berat nanti kita turun” ujarnya.
Disinggung tentang arahan terkait ini kepada seluruh Camat Trantib, dia mengaku belum ada arahan tertulis yang dikeluarkan.
“Belum, tapi tugas dan fungsinya sama untuk menjaga ketentraman dan ketertiban masyarakat,” jelasnya.
Meski begitu, sejauh ini pihaknya terus melakukan patroli dan berhasil mengamankan sejumlah peminta sumbangan keliling.
“Ketika patroli bisa menemui mereka, begitu kami bertemu mereka di pasar, kami menangkap mereka dan kemudian di jalan di kawasan Kelua ketika mereka aktif, mereka bertemu dan mereka juga ditangkap,” katanya.
Tazeriyanor mengatakan, masyarakat yang meminta sumbangan bukan dari Tabalong melainkan dari luar Kalimantan.
“Rata-rata orang luar sebelum kepergok bareng kemarin dapat lagi, ternyata KTP juga dicek orang luar, kami kira ini dijadikan bahan bisnis oleh mereka,” ujarnya.
Mengenai tujuan donasi tersebut, ia mengatakan benar untuk tempat ibadah atau lainnya.
“Betul ada kejadian waktu kami tangkap beberapa waktu lalu, ceritanya seperti halong rusak lagi dan butuh sumbangan untuk perbaikan, mereka menawarkan diri kepada yang minta sumbangan,” bebernya.
Ia menyampaikan ada tawaran, panitia tempat ibadah ini juga bersedia karena tidak mau jauh-jauh meminta sumbangan.
“Jadi mereka dipersilakan untuk meminta dan membawa izin, waktu itu kami cek apakah mereka memang punya izin tapi sayang kenapa orang luar yang minta bukan panitia,” ujarnya.
Saat panitia tempat ibadah dipanggil untuk dimintai keterangan, ternyata merekalah yang meminta uang jajan.
“Kemarin uangnya kita sita, kita suruh panitia datang, itu benar. Makanya kami menegur panitia dan membuat pernyataan, jangan seperti itu lagi, kalau mau minta sumbangan, ada baiknya panitia tidak menyuruh orang lain,” pungkas Tazeriyanor.