Sepanjang tahun ini adalah emas telah berjuang untuk mempertahankan kilaunya di tengah sentimen pasar yang beragam. Harga emas yang sempat bersinar gemilang di awal tahun 2022 atau tepatnya di awal Maret didorong oleh sentimen konflik geopolitik Rusia-Ukraina, namun kemudian terpuruk akibat penguatan dolar AS dan penguatan agresif Federal Suku bunga acuan Reserve (The Fed).
menurut data investasi.com, harga emas hari ini, Rabu (26/10/2022) pukul 17.11 WIB, harga emas berjangka penyerahan Desember 2022 naik 0,89% ke level US$ 1.672 per ons. Pada 8 Maret, harga emas bertengger di US$2.043 per ons, atau menembus level psikologis di atas US$2.000 per ons. .
Seiring dengan tren pelemahan harga emas menjelang akhir tahun 2022 akibat tekanan penguatan dolar AS dan kebijakan moneter agresif The Fed, bagaimana prediksi harga emas di tahun 2023?
Dilaporkan oleh halaman Treasury.id (25/10/2022), bank asal Belanda, ABN AMRO, memprediksi harga emas akan lebih positif di tahun 2023. Bank ini juga memprediksi dolar AS akan melemah dan Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga acuannya pada detik paruh tahun 2023. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun juga diperkirakan akan menurun.
Melihat faktor-faktor tersebut, ada kemungkinan harga emas akan naik rebound. Namun, harga emas diperkirakan tidak akan menembus level baru, karena bank sentral lain belum mulai memangkas suku bunga acuan mereka untuk melawan inflasi, bahkan ketika ekonomi memburuk. Harga emas akhir tahun 2023 diperkirakan menembus level US$ 1.900 per ounce.
Sedangkan untuk sisa tahun 2022, arah emas masih akan ditentukan oleh perkembangan dolar AS, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun, dan kebijakan bank sentral. ABN AMRO juga mengharapkan Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya menjadi 4% pada awal 2023. Kenaikan suku bunga ini memang di atas konsensus pasar dan bisa membebani emas.
Menurut Ahli Strategi Emas ABN AMRO, Georgette Boele, dolar AS diperkirakan akan tetap kuat. Harga emas diperkirakan mencapai US$1.700 per ons pada akhir tahun 2022.
Jangan Lewatkan Investasi Emas, Klik Disini
Sementara menurut Kepala Ekonom Capital Economics, Caroline Bain, harga emas akan menguat tahun depan. Hal ini karena masih adanya ketidakpastian ekonomi global dan dampak perang Rusia-Ukraina. Prediksi harga emas masih turun menjadi US$1.650 pada 2022. “Harga mulai naik lagi pada 2023,” kata Bain.
Analis Logam Mulia di Commerzbank, Carsten Fristcsh, memprediksi harga emas tahun 2023 berbalik menguat di US$ 1.900 per ounce. Meski begitu, prediksi tersebut turun dari proyeksi sebelumnya yang berada di US$2.000 per ounce.
Fristch menambahkan, periode ketiga 2022 mengecewakan investor karena harga logam mulia anjlok. Namun, kata dia, kinerja logam mulia ini masih lebih baik dibanding instrumen investasi lainnya. Dia mengatakan emas diperdagangkan 4,5% di bawah level awal tahun. Namun, masih mengungguli obligasi AS yang turun 9,5% dan pasar ekuitas yang turun 14% sejak awal tahun.
Adapun BMO Capital Markets, seperti diberitakan Berita Kitco, memotong prediksi harga emas pada tahun 2023 turun menjadi US$1.649 per ons. Mereka memperkirakan harga emas akan tetap rendah pada 2024 di level US$ 1.615 per ounce, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya.
Berdasarkan hasil survei Reuters untuk beberapa analis yang diterbitkan Agustus lalu, rata-rata prediksi harga emas pada level US$1.745 per ounce pada tahun 2023, atau lebih rendah dari prediksi sebelumnya.
Survei yang dilakukan terhadap 35 analis menyimpulkan bahwa para analis memprediksi harga emas akan pada level US$1.770 per ons pada periode Juli – September 2023 dan pada level US$1.750 per pon pada kuartal keempat tahun depan.
Prediksi itu lebih rendah dari prakiraan sebelumnya pada Mei 2022 yang diproyeksikan harga rata-rata emas US$1.875 pada kuartal ketiga tahun 2023 dan harga emas rata-rata sepanjang tahun 2023 di level US$1.762 per ounce.
Dengan prediksi tersebut, terlihat bahwa mayoritas analis dan pengamat memperkirakan harga emas memiliki peluang yang cemerlang tahun depan.