KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin H. Abd. Manaf bin Muhammad Seman bin HM Sa’ad bin H. Abdullah bin Mufti HM Khalid bin Khalifah H. Hasanuddin bin Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, atau lebih dikenal dengan sebutan Abah Guru Sekumpul. Cendekiawan sufi yang lahir di Tunggul Irang, Martapura pada 11 Februari 1942 dan meninggal di rumahnya di Sekumpul, Martapura pada 10 Agustus 2005 ini adalah sahabat KH Abdurrahman Wahid, almaghfurlah.
KH Muhammad Zaini Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul, Martapura) mengingatkan bahwa setiap muslim pasti ingin menjadi murid Rasulullah SAW. Anda ingin membuka hijab antara kami dan raja nabi Muhammad. Karena jika Anda melepas hijab atau menjadi murid Nabi, Anda akan selamat dan bahagia di dunia dan akhirat.
Abah Guru Sekumpul memberikan penegasan doa dalam pengajian agar berhijab terbuka dengan Nabi.
“Mari kita bersama-sama menambah shalawat kepada Rasulullah SAW, setiap malam. Itu diatur dalam kitab Ad-Durrun Nafis”, sebut Abah Guru Gathering.
Silaturahmi Abah Guru melanjutkan: “Barangsiapa yang ikhlas membaca doa ini 10.000 kali setiap malam, tidak memiliki tujuan ini atau itu, dihitung 10.000 berkah, insya Allah dalam dua tahun dia akan membuka hijabnya.
“Kalau buka hijab berarti kamu murid Rasulullah SAW, jadi kalau kamu jadi murid Rasul selamat,” kata Abah Guru Sekumpul.
Seperti dikutip laduni.id, berikut bacaan shalawat Nabi:
Allahum Shalli Ala Sayyidina Muhammadinin Nabiyyil Ummi Walaalihi Washohbihi Wasallim.
Ya Allah, berkati dia dan beri dia damai dan berkah Allah besertanya
Atau Shalawat selanjutnya dan ini yang dibaca berulang-ulang oleh Abah Guru Sekumpul.
Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammad Annabiyil Ummi Wa alaalihi Washohbihi Wasallim.
Ya Allah, berkati dia dan beri dia damai dan berkah Allah besertanya.
Shalawat dibaca 10 ribu kali setiap malam. Ia memperkirakan pembacaan salat memakan waktu, jika dimulai pukul 08.00 malam atau pukul 20.00 WIB, maka makan akan berakhir pada pukul 05.00 WIB (Subuh).
“Syaratnya dibaca ikhlas, tidak bertujuan melepas hijab. Selama ada niat di hati membuka hijab, jangan dibaca dulu,” kata Abah Guru Sekumpul.
Ditambahkannya, hati harus kosong dari tujuan tertentu, jadi mulailah membaca. Sekali lagi syaratnya harus jujur, kalau tidak jujur tidak boleh. Dengan membaca shalawat yang baru pertama kali dirasakan, hati pasti akan merasa nyaman.