Polisi menangkap 5 dari 6 tahanan yang kabur dari Polres Tapin, Kalimantan Selatan (Kalsel) saat Lebaran. Tahanan lain yang kabur, Syarifuddin, ditemukan tewas, diduga karena kelelahan.
Kabid Humas Polres Tapin AKP Agung Setiawan mengungkapkan keenam napi yang kabur tersebut adalah Syarifuddin (45), Muhammad Riduan (39), Irfendi (34), Suriansyah (37), Muhyar (36) dan Taufik (51). Menurut AKP Agung, pelarian ini didalangi oleh Syarifuddin.
“Yang mencetuskan ide kabur itu Syarifuddin, dia memang residivis, selain itu mereka juga sudah lama membaca gerak-gerik aparat kabur dari tahanan,” kata AKP Agung kepada detikcom Sabtu (29/4).
Polisi pun membeberkan teknik kabur dari 6 napi narkoba tersebut. Seperti cerita di serial drama AS Prison Break, keenam tahanan itu menggunakan cara cerdik untuk menutupi CCTV dengan jemuran.
“Mereka memang memanfaatkan kelalaian petugas, dengan menutup CCTV di tahanan dengan jemuran,” kata AKP Agung.
Usai menutup CCTV, para tahanan kemudian melarikan diri dengan menerobos langit-langit gudang logistik. Mereka pun berhasil keluar dari tahanan dan menyelinap ke halaman Polres Tapin pada Minggu (23/4) sekitar pukul 02.00 WITA.
Dalang Escape Meninggal
Kapolda Kalsel Irjen Andi Rian Djajadi mengungkapkan, tahanan Syarifuddin tewas saat ditangkap bersama 4 tahanan lainnya setelah buron selama tiga hari di hutan Desa Lokpaikat, Kecamatan Lokpaikat, Tapin, Selasa (25/4). Irjen Rian mengungkapkan Syarifuddin meninggal diduga karena kelelahan.
“Dia meninggal karena kelelahan, kelebihan berat badan, yang mengakibatkan serangan jantung mendadak,” kata Andi Rian detikcom Rabu (26/4).
Sementara itu, AKP Agung mengatakan Syarifuddin dan empat tahanan lainnya yakni Muhammad Riduan, Suriansyah, Muhyar dan Taufik melarikan diri ke hutan. Mereka ditangkap di hutan 4 kilometer dari Polsek Tapin.
“Jadi mereka kehabisan makanan di sana. Jadi salah satu tahanan pinjam motor ibu. Jadi di sana ibunya lapor ke kita,” jelas Agung.
1 Tahanan Lainnya Diserahkan
Seorang tahanan lainnya, Irfendi, berhasil lolos dari kepungan polisi di hutan. Irfendi awalnya mendatangi rumah orangtuanya di kawasan Desa Kumpai, Tapin Selatan pada Jumat (28/4) malam.
“Jumat malam itu diketahui pelaku naik taksi dari Desa Balunan menuju rumahnya di Kumpai, namun kembali bersembunyi di hutan,” kata AKP Agung kepada detikcom Sabtu (29/4).
Namun Irfendi kemudian menyerahkan diri atas permintaan orang tuanya. Irfendi kemudian menuruti permintaan orang tuanya.
“Para orang tua sudah tahu pelaku datang dan bersembunyi di hutan dekat rumahnya, tapi alhamdulillah akhirnya dibujuk untuk menyerah,” ujarnya.