Yogyakarta, CNNIndonesia —
Sejumlah jalur alternatif telah disiapkan bagi kendaraan bermotor yang akan melintasi atau menuju suatu kawasan di Daerah Istimewa Yogyakarta.DIY) selama liburan Natal dan Tahun Baru (Naruto).
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti mengatakan disiapkan jalur alternatif untuk mencegah penumpukan kendaraan di jantung lalu lintas kota.
Langkah ini diambil menyusul prediksi Kementerian Perhubungan terkait orang yang akan masuk ke wilayah DIY saat momen Nataru.
Dari kajian Kementerian Perhubungan, kata Made, akan ada 5 juta orang masuk DIY dan 900 ribu keluar provinsi. Puncak kedatangan mereka pada Jumat (22/12). Dengan jumlah penduduk 3,5 juta jiwa, diperkirakan sekitar 7,6 juta jiwa akan beraktivitas di wilayah DIY hingga akhir tahun.
“Kalau kita bicara proyeksi jumlah kendaraan, kalau kita bandingkan tahun lalu sekitar satu juta. Sekarang ada kajian dari Badan Litbang Kemenhub DIY, ini meningkat 54,62 persen, untuk kendaraan masuk (tahun ini) sekitar 1,5 juta,” ujar Made di Kepatihan, Kota Yogyakarta, Jumat (22/12).
Lonjakan ini, menurut Made, karena momen Nataru yang bertepatan dengan musim liburan sekolah dan pelonggaran aturan setelah diperketat akibat pandemi Covid-19.
Sesuai instruksi Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, pihaknya telah mengidentifikasi jalur alternatif agar setiap kendaraan tidak selalu atau harus melewati pusat kota.
“Tidak semua lalu lintas dari timur dan barat harus masuk kota. Jadi diberikan agar bisa (lewat) ke selatan atau utara, atau misalnya ke Kulon Progo tidak harus melalui jalur utama, Jalan Wates memang seperti itu. Ini bagian dari kebijakan agar tidak rusuh di kota,” ujar Made.
Hasil identifikasi Dishub, kata dia, terdapat 4 jalur utama di DIY yang sering digunakan wisatawan.
Mereka adalah segmen Sleman-Tempel; Yogyakarta-Prambanan; Yogyakarta-Wonosari; dan Yogyakarta-Wates.
Mengingat 4 jalur utama tersebut, pengendara yang ingin menuju Kulon Progo dapat mengambil jalur alternatif antara lain ruas Tegalsari-Siluwok; seksi Sentolo-Dekso-Klangon; bagian Temon-Toyan-Brosot; dan Jembatan Timbang JJLS-Jalan Nasional-Congot-Brosot-Kulwaru.
Untuk menuju Gunungkidul, jalur alternatif adalah ruas Dlingo-Dodogan-Playen; Karangmojo-Semin-Blimbing; ruas Sambipitu-Nglipar-Semin-Bulu-Candirejo; dan bagian JJLS-Banggang-Rongkop.
Kemudian jalur alternatif menuju Sleman adalah ruas Tempel-Pakem-Cangkringan-Kalasan; bagian Klangon-Godean-Tempel; ruas Mlati-Balangan-Dekso; ruas Denggung-Koroulon-Jogonalan; ruas Prambanan-Piyungan; dan ruas Klangon-Sedayu-Minggir-Tempel.
Terakhir, jalur alternatif ke Bantul antara lain ruas Sampakan-Singosaren-Barongan-Palbapang; ruas Brosot-Srandakan-Bantul; ruas Sedayu-Pandak; ruas Imogiri-Mangunan-Dlingo; dan ruas Imogiri-Siluk-Banggang.
Lebih lanjut Made meminta para pengendara untuk mencermati daerah rawan kemacetan. Seperti perempatan Yogyakarta-Tempel; simpang Siliwangi; ruas Yogyakarta-Wates; ruas Jalan Ahmad Yani; Ruas Jalan Padjajaran; ruas Yogyakarta-Prambanan; dan ruas Yogyakarta-Wonosari.
“Padahal, pada ruas tersebut setidaknya ada 3 simpang, sehingga hal ini juga perlu diwaspadai oleh pengunjung yang akan datang ke kawasan DIY,” ujar Made.
(kum/anak)
[Gambas:Video CNN]