Banjarnegara – Halal bihalal merupakan kegiatan saling meminta maaf di hari raya Idul Fitri yang dilakukan dalam rangka menjaga silaturahmi. Kegiatan halal bihalal biasanya dilakukan pada waktu yang disesuaikan dengan agenda yang dibahas sebelumnya. Seperti halnya di MI Ma’arif Al Falah Joyokusumo (Mimau) yang Jumat lalu (28/04) menggelar acara sederhana namun bermakna di aula tersebut.
Mulai hari pertama masuk madrasah setelah libur Idul Fitri tahun 1444, Mimau mengadakan acara Halal Bihalal bersama seluruh siswa kelas 1 sampai 6, dewan guru dan tenaga kependidikan Mimau. Total sekitar 275 orang, baik dari siswa maupun dari dewan guru cukup untuk menghidupkan acara hingga selesai dan sukses.
Terwujudnya perwujudan Halal Bihalal ini dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dan kerjasama berbagai pihak, mulai dari penyiapan ruang, acara dan perlengkapan lainnya. Tujuan diadakannya manifestasi ini adalah untuk menjaga persatuan dan menjadi momentum peningkatan amal di bulan Ramadhan tahun 1444. Selain itu, juga merupakan silaturahmi di bulan Syawal yang penuh keberkahan, terutama antar keluarga madrasah yang setiap hari bertemu, belajar bersama, yang tidak menutup kemungkinan terjadi perselisihan antara teman sekelas, kakak dan adik, tetapi juga guru.
Dimulai pukul 08.00 WIB, diawali dengan pembukaan acara oleh penyelenggara acara, dilanjutkan dengan pembacaan Al-Qur’an oleh santri, ikrar santri, penerimaan ikrar direktur, pengajian serta penutup dan salam. . Hingga acara berakhir tepat seperti yang diharapkan, tepatnya pukul 10.30 WIB. Dan setelah itu, anak-anak dipersilakan kembali ke rumah masing-masing.
Melalui pemaparan ikrar siswa yang diberikan oleh Ananda Zahra Kelas 3B, permohonan maaf disampaikan kepada panitia pengajaran pada khususnya, serta kepada teman-teman lainnya pada umumnya. Kemudian datanglah penerimaan sumpah oleh Wahyul Khomisah selaku kepala Madrasah Mimau.
Menerima ikrar tersebut, Wahyul pun meminta maaf dan memotivasi para siswa untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Baik itu tentang tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, percakapan, pergaulan dan masih banyak lagi motivasi lainnya, terutama pada topik saling memaafkan, yang tidak boleh dilakukan hanya setahun sekali. Namun saling memaafkan harus dilakukan setiap kali melakukan kesalahan. Ia juga menyampaikan bahwa kita sebagai makhluk sosial harus selalu bersyukur agar hidup lebih bahagia.
“Perayaan Idul Fitri pada 1 Syawal 1444 H merupakan ungkapan kebahagiaan, ungkapan rasa syukur dan keinginan untuk saling memaafkan dan introspeksi diri,” kata Wahyul.
Wahyul juga berharap setelah ramadhan madrasah kegiatan kembali aktif dan tentunya dengan semangat baru yaitu prestasi mandiri. Usai mengikrarkan nazar, dilanjutkan pengajian yang diisi oleh salah satu guru bahasa Arab, Hamdan Syukron. Dalam narasi tersebut dijelaskan makna halal bihalal agar anak-anak khususnya memahami makna dari kegiatan yang mereka lakukan.
Pantun yang menarik perhatian siswa disisipkan di pinggir materi pengajian. Pantun lucu yang dapat menghibur anak agar lebih fokus saat mendengarkan topik pengajian Halal Bihalal. Jadi temanya tersampaikan, tapi pengajiannya juga menarik, apalagi untuk diikuti anak-anak.
Sesi demi sesi berjalan dengan lancar hingga tibalah sesi terakhir yaitu doa dan salam penutup. Tak mau kalah dengan Hamdan, penyelenggara acara Nuri dan Fitri pun menyemarakkan sesi penutup dengan pantun. Meski diimprovisasi, sajaknya cukup lucu.
“Perjalanan ke pasar untuk membeli lilin,
Jangan lupa untuk membeli kain
Semoga Anda termasuk orang-orang yang berbahagia kembali,
Maaf saya lahir dan batin,” kata keduanya bergantian.
Sebelum acara berakhir, dilakukan jabat tangan antara guru, pengurus dan siswa, jalan-jalan keliling halaman madrasah sambil berdoa kepada Nabi Muhammad. (nf)
Tampilan Posting: 3