Diperbarui: 16 Mei 2023 pukul 14.10
Kompasiana adalah platform blogging. Konten ini adalah tanggung jawab blogger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Sosbud dan ilmu agama. Sumber ilustrasi: PEXELS
NAMA: Muhammad Zaidan Asysyauqi
NIM: 11220530000140
JURUSAN: Manajemen Dakwah/2D
TUGAS: Interpretasi
Surat Al-Ahzab merupakan surat ke-33 dalam Al-Qur’an yang diturunkan setelah surat Al-Imran, surat ini terdiri dari 73 ayat dan termasuk dalam kelompok surat Madani. Madaniyyah adalah istilah yang diberikan kepada ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Madinah atau diturunkan setelah hijrahnya Rasulullah ke Madinah. Dan diturunkannya ayat Sholawat ini di bulan Sya’ban juga merupakan bulan yang di dalamnya ayat tersebut disebut dengan surat Al-Ahzab yang artinya golongan yang bersekutu karena di dalam surat ini terdapat beberapa ayat yaitu ayat 9 sampai 27 yang merujuk pada perang Al-Ahzab, yaitu perang yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi yang bersekutu dengan orang-orang munafik dan musyrik melawan orang-orang beriman di Madinah.
Maka dalam hal itu, Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Ahzab ayat 56
إِنَّ الللَّهَ وَمَلَئِكَتَهُۥ يُسَلُّونَ عَلَى ٱلَى ٱلَّبَنَ ُّهَا ٱلَّذينَ ءَام َنُواِ صَلُو ّٰ عَلَيْهِ وَسَلِّوَلِّمُولِمُول
Artinya: Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya memberkati Nabi. Hai orang-orang yang beriman, berdoalah untuk Nabi dan ucapkan salam kepadanya.
Ayat ini menjelaskan tentang kenaikan derajat Nabi Muhammad dan kemuliaan kedudukannya di hadapan Allah dan makhluk-Nya. Maksud doa Allah dan malaikat-Nya adalah agar Allah memuji di hadapan malaikat-Nya dan malaikat Mukarbun yang memiliki kedudukan tertinggi, karena cinta Allah kepadanya, dan para malaikat mukarbun (dekat dengan Allah) juga memuji dan berdoa untuknya.
“Hai orang-orang yang beriman, berdoalah untuk Nabi dan ucapkan salam kepadanya.” Ayat ini juga menjelaskan bahwa salah satu konsekuensi iman adalah berdoa kepada Nabi (saw). Sebab, jasa yang diberikan Rasulullah SAW kepada umatnya sangat besar, bahkan lebih besar dari jasa orang tua kita kepada kita. Iman pun tidak dikatakan sempurna, sehingga ia mencintai Rasulullah SAW lebih dari cintanya pada dirinya sendiri dan seluruh umat manusia. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada seorang mukmin di antara kamu sampai dia mencintaiku lebih dari orang tuanya, anak-anaknya dan seluruh umat manusia.”
Salah satu alasan mengapa seseorang mencintai orang lain adalah karena nikmatnya, dan jelas bahwa Nabi, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, sangat besar untuk umatnya. Dia terus mendukung dakwahnya tanpa henti meski dia dibuang, dilempari najis dan dihina, namun dia tak henti-hentinya berdakwah di jalan Allah SWT hingga dakwah Islam tersebar ke seluruh negeri.
Berdasarkan hal itu, Allah SWT. ditinggikan, agar Allah swt. dan para malaikatnya mendoakannya, bahkan memerintahkan orang-orang yang beriman kepadanya untuk mendoakannya.
Sholawat pada hakekatnya dikembalikan kepada mereka, inilah sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya barangsiapa mendoakanku dengan satu sholawat, maka Allah akan mendoakannya sepuluh kali lipat”.
Menurut Tafsir Al-Mukhtashar/Markaz Tafsir Riyadh, di bawah bimbingan Syekh DR. Shaliha bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjid Agung). “Sesungguhnya Allah memuji Nabi Muhammad SAW di hadapan para malaikat-Nya, dan para malaikat-Nya berdoa untuknya. Hai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengerjakan apa yang telah Dia tetapkan bagi hamba-hamba-Nya. Berdoa untuk Nabi dan menghormatinya.