Sekitar dua ribu anak di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel), mengikuti seleksi penerima beasiswa hafiz Al-Qur’an yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) HST.
Seleksi yang merupakan program seribu santri penghafal Al-Qur’an yang diinisiasi pada masa kepemimpinan Bupati HST H Aulia Oktafiandi ini mendapat dukungan dari orang tua dan diikuti dengan antusias oleh ribuan peserta seleksi.
“Hari ini kita melaksanakan seleksi di MIN 8 Barabai, salah satu titik pelaksanaan Kabupaten Barabai tahap dua,” kata Pengurus HST BKPRMI, Ustadz Ruli, di Barabai, Selasa.
Dijelaskannya, program ini dari Pemkab HSS melalui bidang kesejahteraan dan dipercayakan untuk dilaksanakan oleh BKPRMI HST, menjaring seribu santri penghafal Al-Qur’an, dan tahun ini merupakan tahun kedua pelaksanaannya. .
Dari dua ribu peserta tersebut, tentunya seribu anak akan lolos seleksi. Mereka yang dinyatakan lolos seleksi akan menjadi penerima beasiswa hafiz Al-Qur’an dari Pemkab HST sebagai bentuk pembinaan.
Anggota tim seleksi, Syamsurani mengatakan, untuk mengikuti seleksi ini anak-anak harus belajar dan menghafal 23 surat, mulai dari Surat Adh Dhuha hingga Al Fatihah.
“Masing-masing dari kami dibagi menjadi beberapa kelompok di setiap ruangan, satu ruangan berisi sekitar 20 orang, ditangani oleh tiga anggota tim seleksi,” ujar qari yang akrab disapa Bang Ancu itu.
Menurut Bang Ancu, tahapan seleksi setiap anak diawali dengan meminta anak untuk melafalkan salah satu dari 23 surah yang dihafalnya.
Kemudian anak-anak diminta untuk melanjutkan ayat dari salah satu surah oleh anggota tim, anak-anak juga diminta untuk mendengarkan ayat terakhir dari salah satu surah oleh anggota tim, dimana anak-anak akan diminta untuk mendengarkan surah berikutnya yang dihafal.
“Pada tahap keempat, anggota tim kami membacakan ayat tersebut, dan menanyakan kepada anak itu dari surah apa ayat tersebut,” kata Bang Ancu.
Pada tahap terakhir, anak menyebutkan nomor ayat dari salah satu surah yang ditanyakan oleh anggota tim seleksi, dan jika tidak ada kendala berarti rata-rata durasi setiap anak dalam seleksi sekitar lima sampai tujuh menit.
Perwakilan orang tua anak peserta seleksi, Yulianor, mengatakan sangat bersyukur anaknya dapat mengikuti program ini, dapat memanfaatkan waktunya sebagai siswa di MIN 8 Barabai, dan berkesempatan untuk belajar menghafal Al-Qur’an.
“Kami para orang tua berusaha semaksimal mungkin mendampingi anak-anak kami untuk menghafal, memberikan bimbingan dan arahan, dan semoga dengan program ini kami dapat mencetak santri-santri yang hafal Al-Qur’an, sehingga menjadi generasi penerus yang shaleh,” ujarnya.