Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) mengucurkan dana ratusan juta untuk menghadapi kenaikan harga.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperdagin) Kota Banjarmasin, Ichrom Muftezar mengatakan, total ada 23 pasar murah dengan pola subsidi Belanja Tak Terduga (BTT).
Dengan total 1.500 paket untuk setiap kecamatan. Harga paket 64.000, disubsidi dengan harga 25.000 jadi warga hanya membayar 39.000 per paket.
Total paket dari 23 lokasi implementasi adalah 3.450 paket.
Dana yang dikucurkan Disperdagin untuk kegiatan pasar murah berjumlah 862.500.000 dengan rincian 37.500.000 setiap kali diadakan pasar murah.
Ichrom Muftezar mengatakan, ada 3 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ikut turun tangan dalam penanganan inflasi daerah, yakni Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperdagin), Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian dan Perikanan (DKP3). .
Disperdagin bertugas menjaga bahan pokok seperti gula, minyak goreng bahkan gas elpiji, Dinas KP3 bertugas menjaga hasil pertanian dan perkebunan seperti beras, bawang merah atau bawang putih dan cabai, sedangkan Dinas Perhubungan bertugas mengawasi distribusi barang.
Sementara itu, Asisten Bidang Pembangunan Perekonomian Sekretariat Daerah Banjarmasin Madyan mengatakan, Pemko sengaja menghabiskan ratusan juta rupiah untuk mengendalikan inflasi.
Dana tersebut berasal dari Belanja Tak Terduga dari 3 SKPD yang ditetapkan dalam APBD 2023.
Tingkat inflasi di Kota Banjarmasin sudah mencapai 5,3 persen, meski masih jauh di atas angka nasional sekitar 4,1 hingga 4,3 persen.
Intervensi bahan pokok melalui pasar murah terus dilakukan hingga tingkat inflasi turun, kata Madyan.
Seorang warga Basirih Selatan, Rukiah mengatakan, untuk setiap Rukun Tetangga (RT) masing-masing mendapat 50 kupon.
Ia menilai kegiatan pasar murah ini sangat membantu warga, apalagi di saat harga terus melambung tinggi.
Untuk satu paket berisi 2 kilogram gula pasir dan 2 liter minyak goreng kemasan bisa didapatkan dengan harga 39.000 rupiah.
Harga ini lebih murah karena 1 kilogram gula harganya 14.000 per kilogram dan 1 liter minyak goreng sudah di atas 20.000 per liter, kata Rukiah.
Sementara itu, Nurkiah, warga Basirih, mengaku sengaja membeli sembako karena harganya jauh lebih murah. Dia dan tetangganya membeli lebih banyak barang kebutuhan pokok.
Harga telur saja per rak 55.500, sedangkan di pasaran harga sudah 1800 sampai 2000 rupiah per telur, harga per rak diatas 60.000 per rak tutup Nurkiah.