Beberapa ribu warga Yordania yang meriah dan bergembira telah berkumpul di sebuah stadion olahraga untuk menghadiri konser gratis dalam rangka perayaan menjelang pernikahan kerajaan yang akan datang. Acara tersebut menjadi peristiwa pernikahan pertama dalam beberapa tahun terakhir bagi keluarga kerajaan Yordania.
Putra Mahkota Hussein, yang berusia 28 tahun, akan segera menikahi seorang arsitek Arab Saudi bernama Rajwa Alseif yang berusia 29 tahun, pada hari Kamis mendatang di Istana Zahran di pusat kota Amman. Tempat pernikahan tersebut juga merupakan lokasi pernikahan yang sama yang dipilih oleh ayah sang pangeran, Raja Abdullah II, serta mendiang Raja Hussein.
Pernikahan ini terjadi setelah masa sulit bagi para bangsawan, termasuk keretakan antara Raja Abdullah II dengan saudara tirinya yang diketahui oleh publik. Oleh karena itu, pernikahan ini juga dipandang sebagai cara untuk meraih dukungan publik pada saat Yordania yang mengalami kesulitan ekonomi yang terus-menerus.
Para pejabat istana tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai detail pernikahan, termasuk daftar tamu lengkap dan juga gaun pengantin. Ibu negara AS Jill Biden serta beberapa bangsawan dari seluruh dunia telah mengonfirmasi kehadiran mereka, termasuk raja dan ratu Belanda.
Perjalanan hidup pasangan putri mahkota dapat dikatakan tidak biasa, dimulai dari perkenalannya pada tahun 1993 ketika Abdullah menikahi Rania, yang lahir dari keluarga Palestina di Kuwait. Pada saat itu, Abdullah belum menjadi putra mahkota dan bekerja di bidang pemasaran. Lintasan perjalanan hidup pasangan ini berubah pada Januari 1999 ketika ayah Abdullah hampir meninggal dan menganugerahkan gelar putra mahkota kepada Abdullah. Setelah kematian Raja Hussein pada 7 Februari 1999, maka Abdullah menjadi raja.