Seorang wanita yang menuduh Joe Biden melakukan kekerasan seksual terhadapnya pada pemilihan presiden AS tahun 2020 telah meminta kewarganegaraan Rusia kepada Presiden Vladimir Putin selama penampilannya di Moskow pada hari Selasa (30/5). Tara Reade, yang sebelumnya bekerja di kantor kongres Biden pada tahun 1993, mengatakan bahwa ia ingin tinggal di Rusia setelah sebuah sumber menginformasikannya bahwa ia dalam bahaya. Dalam sebuah wawancara dengan grup media Sputnik, Reade mengungkapkan bahwa ia merasa aman dan dihormati ketika tiba di Moskow.
Pada awal tahun 2020, Reade menjadi headline ketika ia mengklaim bahwa Biden, yang pada saat itu menjadi senator, melakukan kekerasan seksual terhadapnya di koridor Capitol Hill pada Agustus 1993 ketika ia berusia 29 tahun. Tuduhan itu disampaikan ketika Biden sedang meningkatkan kampanyenya melawan presiden petahana, Donald Trump, yang juga dihadapkan pada tuduhan serangan seksual dan perkosaan. Biden dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
Meskipun Reade mengatakan bahwa ia telah mengajukan komplain tentang insiden tersebut, tidak ada rekam jejak komplain yang ditemukan. Namun, dokumen pengadilan pada 1996 mencatat bahwa mantan suaminya pernah mengeluhkan pelecehan seksual ketika Reade bekerja di kantor Biden. Saat ini, belum jelas apakah tuduhan Reade pernah diselidiki secara resmi.
Dalam wawancaranya dengan Sputnik, Reade mengungkapkan bahwa setelah ia membuat tuduhan tersebut secara terbuka di tahun 2020, ia telah menerima ancaman penjara, ancaman hidupnya dan disebut sebagai agen Rusia. Ia juga menyatakan bahwa ia mencintai Rusia dan ingin menjadi warga negara Rusia. Namun, ia juga akan tetap mempertahankan kewarganegaraannya sebagai warga Amerika Serikat.
Artikel ini diterbitkan berkat kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia.