Pelaksana Tugas (Pj) Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) melalui Sekda Adi Lesmana mengatakan, bencana banjir yang dihadapi Pemkab HSU selama tahun 2022 berdampak pada penyerapan belanja daerah.
“Hal ini mengakibatkan terbatasnya kegiatan konstruksi jalan, jembatan, gedung dan proyek lainnya yang telah direncanakan dan dianggarkan dalam APBD 2022, sehingga berdampak langsung pada penyerapan anggaran belanja modal pemerintah daerah,” ujar Adi Lesmana dalam agenda penyampaian tanggapan Kepala Daerah. tentang Pandangan Umum Fraksi DPRD terhadap Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2022, Senin (12/6/2023) siang.
Dalam penjelasannya, sesuai laporan keuangan, anggaran pegawai yang tidak terealisasi pada tahun 2022 mencapai lebih dari Rp 77 miliar, karena anggaran TPP ASN yang telah dialokasikan belum dibayarkan, karena belum mendapat persetujuan pembayaran dari Kementerian. Departemen Dalam Negeri.
Terkait sisa kelebihan pembiayaan tahun 2022 yang mencapai Rp320 miliar, hal ini disebabkan adanya kelebihan penerimaan dana transfer bagi hasil dari pemerintah pusat yang semula dianggarkan Rp245 miliar menjadi Rp386 miliar.
Kemudian terkait alokasi piutang daerah yang mencapai Rp 63 miliar, ini merupakan akumulasi dari piutang pendapatan asli daerah. (BANTALAN) atau paling banyak berasal dari piutang PBB-P2, piutang pendapatan transfer dari pemerintah pusat dan provinsi yang ditetapkan setelah akhir tahun anggaran dan piutang lainnya.
“Sampai saat ini piutang yang sudah disalurkan mencapai Rp 31 miliar, sehingga nilai piutang daerah turun menjadi Rp 32 miliar,” jelasnya.
“Terkait capaian belanja SKPD yang masih di bawah 50 persen, masing-masing SKPD akan menjelaskan dalam rapat kerja,” tambahnya.
Sedangkan terkait tidak tercapainya target Pendapatan Retribusi Daerah dan PAD lain yang sah karena dalam laporan keuangan yang disampaikan baru terealisasi sekitar 63,52 persen.
Diantaranya, pertama, baru terealisasi 35,42 persen biaya pelayanan kesehatan karena 11 Puskesmas telah berubah bentuk menjadi BLUD.
Kedua, realisasi biaya cleaning service hanya 61,90 persen karena tidak semua warga HSU mendapatkan cleaning service dan ada kendala dalam pemungutan.
Ketiga, hanya 2,32 persen iuran IMB yang terealisasi akibat perubahan IMB menjadi PBG, dan terdapat persyaratan PBG yang sulit dipenuhi oleh pemohon.
Sedangkan dari sektor PAD lainnya yang sah, baru terealisasi sekitar 77,97 persen. Hal ini disebabkan oleh penurunan pendapatan bunga, pendapatan BLUD, dan pendapatan dana kapitasi JKN.
“Semua saran dan masukan yang disampaikan akan menjadi catatan bagi kami, sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kinerja pemerintah ke depan,” pungkas Sekda HSU.