Geopark Nasional Pegunungan Meratus di Provinsi Kalimantan Selatan terus menunjukkan kesaktiannya, salah satunya memancarkan air panas non-vulkanik di kawasan Tanuhi, di Desa Hulu Banyu, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
Pemandian Air Panas Tanuhi merupakan obyek wisata pemandian air panas yang cukup banyak dikunjungi masyarakat, bahkan infrastruktur jalan menuju ke sana sudah baik, termasuk sarana akomodasi.
Pemandian Air Panas Tanuhi yang masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Loksado, Kalimantan Selatan, berjarak kurang lebih 31 kilometer dari pusat Kota Kandangan, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Jika menggunakan kendaraan bermotor, jarak tempuh menuju objek wisata Mata Air Tanuhi yang telah ditetapkan sebagai situs Geopark Pegunungan Meratus Nasional pada tahun 2018 ini sekitar 50 menit, karena jalan yang dilalui penuh dengan tikungan dan perbukitan.
Dalam panel informasi yang dibuat Badan Pengelola Geopark Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan, Mata Air Tanuhi disebut masuk dalam situs pegunungan Meratus.
Pegunungan Meratus merupakan pegunungan yang secara geologis terbentuk dari susunan kerak samudera yang disebut Ofiolit, yang terangkat ke permukaan 200-150 juta tahun yang lalu.
Pegunungan Meratus penuh dengan keajaiban alam, termasuk Pemandian Air Panas Tanuhi yang membentang seluas 600 kilometer persegi.
Sumber air panas di pegunungan Meratus yang melewati beberapa kabupaten/kota di Kalimantan Selatan dinyatakan non vulkanik atau tidak berasal dari pegunungan Merapi.
Fenomena mata air panas di kawasan Geopark Pegunungan Meratus terbentuk dari proses peluruhan radioaktif seperti uranium, thorium dan potasium yang dapat menghasilkan mata air panas.
Umumnya sistem ini terdapat pada batuan plutonik (intrusi granit) yang terdapat pada batuan granit dari kelompok Granit Batanglai/Belawayan yang berumur gamping awal (95–135 juta tahun).
Berdasarkan hasil kajian, kemunculan mata air panas di kawasan Geopark Pegunungan Meratus termasuk dalam kategori sistem panas bumi non-vulkanik radiogenik.
Dimana sistem panas bumi ini tidak berhubungan langsung dengan vulkanisme dan umumnya berada di luar garis vulkanik Kuarter atau garis vulkanik saat ini.
Terdapat dua mata air panas di kawasan Geopark Pegunungan Meratus yang masih alami dan satu yang telah dikembangkan menjadi wisata air panas yaitu Mata Air Tanuhi.
Wisata pemandian Air Panas Tanuhi merupakan bagian dari 54 situs Geopark Pegunungan Meratus Nasional yang kini sedang diusulkan untuk diakui oleh UNESCO Global Geopark (UGGp).
Pemandian Air Panas Tanuhi dipetakan sebagai lokasi Geopark Pegunungan Meratus jalur Utara beserta Balai Adat Malaris, Bukit Langara, Air Terjun Kilat Api, Arung Jeram Bambu, Tebing Kapur Batulaki, View Bukit Kentawan, Sentra Dodol Kandangan dan Gua Batu Hapu .
Tema jalur Geopark Pegunungan Meratus Utara ini adalah “Mengikuti Suara Angin Menuju Keajaiban Suku Dayak Meratus”.
Wisata Geopark
Pakar Badan Pengelola Geopark Pegunungan Meratus Kalsel, Nur Arif mengatakan, situs Geopark tidak terlepas dari sektor pariwisata.
Hal ini juga sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pengembangan Taman Bumi (Geopark).
Berawal dari Perpres ini, kepedulian pemerintah terhadap Geopark ini masuk dalam prioritas pembangunan untuk tujuan wisata.
Tapi pariwisata itu untuk pengembangan masyarakat sekitar, karena situs Geopark harus ada di sekitar masyarakat, sehingga ada dampaknya.
Berbagai kebijakan dari kementerian dikeluarkan untuk mendukung situs Geopark sebagai bagian dari pengembangan pariwisata nasional, termasuk menyalurkan dana alokasi khusus (DAK) ke kabupaten/kota dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan situs.
Hal ini merupakan implementasi dari konsep wisata yang berlandaskan pada konsep Geopark.
Karena fungsi Geopark harus menjadi wahana pendidikan, konservasi dan pengembangan ekonomi masyarakat.
Situs Geopark Pegunungan Meratus salah satunya Pemandian Air Panas Tanuhi telah memenuhi persyaratan tersebut.
Dukungan Pemprov Kalsel
Penetapan status Pegunungan Meratus menjadi Geopark Nasional hingga Internasional sangat didukung oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
Pemerintah Provinsi Kalsel melalui Dinas Komunikasi dan Informatika menyatakan beberapa langkah pembangunan dilakukan pemerintah daerah untuk mendukung pendirian Geopark Nasional Meratus sejak 2018. Bahkan sudah diusulkan ke UNESCO Global Geopark (UGGp) .
Pendirian Geopark Meratus merupakan upaya nyata Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor untuk menyelamatkan Meratus dari kerusakan lingkungan dan melestarikan habitat ekosistem aslinya.
Beberapa langkah yang akan dilakukan Pemprov Kalsel untuk menyelamatkan Meratus, yakni membentuk badan pengelola geopark, “masterplan” pengembangan Geopark dan pembenahan infrastruktur di dalamnya.
Selain itu, meningkatkan jejaring dengan Geopark yang ada baik dalam skala nasional maupun internasional, serta meningkatkan promosi pariwisata.