JURNAL SUMBAR | Ikan Padang – Mingkih (Cestraeus plicatilis CV), ikan endemik sungai Batang Pelangai Gadang di Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat terancam punah. Hal ini karena jalur migrasi atau jalur ikan yang hidup di hulu sungai dan bertelur di muara sungai terhalang atau terputus oleh bendung Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang dibangun oleh PT Dempo Sumber Energi ( PT DSE). Bendung yang dibangun untuk memutus aliran air sungai tidak dilengkapi dengan tangga atau jalur khusus untuk migrasi ikan naik turun (fishway).
Demikian disampaikan Anggota DPRD Kabupaten Pesisir Selatan dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Novermal, SH, MH dalam keterangan tertulis, Senin pagi, 9 Januari 2022. evaluasi dokumen lingkungan PLTMH PT DSE di sungai Batang Pelangai Gadang ,” ujar Novermal. “Karena bendung yang mereka bangun tidak dilengkapi fishway,” ujarnya.
“Bendung yang tidak dilengkapi fishway mengancam kelestarian ikan endemik sungai Batang Pelangai Gadang, yakni Ikan Mingkih,” jelas Novermal. “Sebab, jalur migrasi mereka untuk bertelur di muara sungai terhalang atau terputus oleh bendung PLTMH,” imbuhnya. “Sekarang alur sungai mulai dari bendung hingga muara debit air dari turbin PLTMH kurang lebih sepanjang 1,5 kilometer sudah tidak dialiri air alias kering,” imbuhnya.
Novermal menjelaskan, ikan mingkih hanya ada di Kabupaten Pesisir Selatan, salah satunya di sungai Batang Pelalangai Gadang di Kecamatan Ranah Pesisir. “Ikan Mingkih mirip dengan Ikan Gariang, tetapi dagingnya tidak berduri dan sisiknya empuk,” jelasnya seraya menambahkan ikan ini hidup di hulu sungai, dan bertelur di muara sungai. “Saat musim bertelur, ikan-ikan ini turun ke muara sungai, dan setelah bertelur, mereka kembali berkelompok ke hulu sungai. Dan, setelah anakan menetas, kelompok juga mengikuti ke sungai,” dia menambahkan.
Novermal menambahkan, Ikan Mingkih merupakan jenis ikan herbivora, yakni lumut yang tumbuh di bebatuan besar di dasar sungai. Ikan ini juga memakan buah dan daun yang jatuh ke sungai. Ikan ini bersifat catadromous yaitu bermigrasi atau bermigrasi dari hulu sungai ke laut di depan muara sungai untuk bertelur atau bertelur. Proses hijrah untuk bertelur pada musim hujan lebat pada hari pertama sampai hari kedelapan bulan gelap, memuncak pada bulan Syafar dan Mulud pada tahun Hijriyah. “Ikan ini turun ke muara sungai saat banjir mulai surut dan air mulai jernih,” jelasnya.
“Saya sudah melihat langsung bagaimana kondisi air sungai Batang Pelalangai Gadang yang disalin untuk menjalankan turbin PLTMH, alhasil saluran sungai sepanjang kurang lebih 1,5 kilometer, dari bendung hingga muara pembuangan air dari PLTMH. turbin, keringkan,” katanya. Normal. “Dan, Bendung PLTMH tidak dilengkapi jalur ikan untuk Ikan Mingkih pergi bertelur di muara sungai, dan kembali lagi ke hulu setelah bertelur,” imbuhnya. “Kondisi ini bisa menyebabkan Ikan Mingkih punah,” ujarnya.
“Saya anggota DPRD dan asli Nagari Pelalangai, sangat welcome dengan investasi, tapi jangan musnahkan ikan sungai asli kita,” kata Novermal sembari meminta PT DSE segera membangun tangga atau jalur khusus untuk Mingkih. Ikan untuk bertelur ke muara sungai dan kembali ke sungai. hulu setelah pemijahan. “Kalau tidak, siap-siap digugat Anak Nagari Pelangii,” pungkasnya. (Rilis Biasa)