Hendro mengatakan, target utama Kejurnas 2023 bukan hanya menembus batas waktu PON 2024 dengan waktu 1 jam 40 menit, tapi juga untuk persiapan menghadapi Hangzhou, China Asian Games 2022, 23 September-8 Oktober. Apalagi, Hendro memasang target tinggi. target Asian Games mendatang, yakni mempertajam rekor nasional (rekornas) sendiri dengan waktu 1 jam 27 menit 24 detik yang dicetak pada Fast Track Asian Championships 2016 di Nomi, Jepang, 20 Maret 2016.
“Target saya di Asian Games adalah memecahkan rekor nasional 20 km. Tapi, kalau bisa, saya juga ingin ikut jalan cepat 35 km. Kalau bisa ikut nomor itu, saya ingin membuat rekor nasional (yang belum pernah ada) dan mengejar prestasi. Menurut saya mendapatkan medali di jarak 20 km itu sulit karena jarak antar kompetitor terlalu jauh. Namun pada jarak 35 km, peluang itu masih ada karena merupakan event yang langka dan membutuhkan pengalaman dan endurance yang lebih, itu keunggulan saya,” ujar Hendro.
Video lomba sprint 20 kilometer di Kejuaraan Nasional Atletik 2023.
Terkait persaingan di Kejurnas 2023, kata Hendro, dirinya masih bisa menjadi yang terbaik bukan hanya karena regenerasinya yang kurang maksimal sehingga menyulitkan atlet lain untuk bersaing dengannya. Hal ini juga dipengaruhi oleh motivasi besarnya yang selalu takut kalah.
Saya bisa menjaga konsistensi pencapaian karena saya selalu memelihara rasa takut, takut kalah dan takut tersaingi. Karena rasa takut itu, saya terus berusaha menjaga semuanya, mulai dari istirahat, nutrisi, dan olahraga.
”Saya bisa menjaga konsistensi prestasi karena saya selalu takut, takut kalah dan takut tersaingi. Karena rasa takut itu, saya terus berusaha menjaga semuanya, mulai dari istirahat, nutrisi, dan olahraga. Begitu saya lengah, para atlet di bawah saya bisa mengalahkan saya,” katanya.
Pimpin ke pelatih
Meski belum mengumumkan secara terbuka, Hendro yang kini berusia 33 tahun sebenarnya mulai menjalani fase transisi menjadi pelatih. Bahkan, usai balapan kali ini, Hendro tidak beristirahat melainkan berdiri di pinggir lintasan untuk memberikan arahan kepada sejumlah atlet yang berada di bawah bimbingannya di Pelatnas Pangalengan, Jawa Barat, yakni Timtim. Atlet Jawa Angga Septiyan, atlet Kalsel Ronggo Ariska, atlet putri Kalsel Halida Ulfah, dan atlet putri Jambi Violine Intan Puspita.
Hendro berkali-kali mengingatkan keempat atlet tersebut untuk terus menjaga teknik, mulai dari menurunkan bahu, menggerakkan perut, hingga melebarkan langkah. Menurut atlet kelahiran 24 Oktober 1990 itu, salah satu tantangan atlet sprint 20 km adalah risiko kehilangan konsentrasi jelang akhir lomba. Oleh karena itu, penting untuk mengingatkan para atlet untuk meningkatkan teknik mereka yang sangat mempengaruhi hasil pertandingan.
Meski tidak mutlak menentukan, instruksi Hendro membantu Angga mempertahankan ritme kecepatannya sehingga meraih perak dengan waktu 1 jam 38 menit 54 detik. Sedangkan Ronggo finis di urutan ke-12 dari 16 atlet yang finis dalam waktu 1 jam 47 menit 41 detik. Setidaknya, Ronggo tidak bernasib sama dengan dua atlet lainnya yang gagal finis dan satu atlet yang didiskualifikasi.
Usai balapan, Angga dan Ronggo langsung mendekat dan bersalaman dengan Hendro. Angga mengucapkan terima kasih atas bimbingan Hendro yang membantunya finis kedua dan lolos limit PON 2024. “Di sini, kami sama-sama mengejar peningkatan kinerja. Jadi, kami saling membantu, saling mendukung. Kalau sudah masuk PON, situasinya beda lagi. Yang jelas, saya yakin atlet lain akan terus berkembang, terutama Angga dan Ronggo. Saya harap saya bisa bertanding lebih seru dengan mereka di PON nanti,” kata Hendro.
Di sisi lain, di kelompok putri, duo atlet yang dibimbing oleh Hendro mendominasi dan bersaing sengit satu sama lain. Namun pada akhirnya Ulfah keluar sebagai pemenang dengan catatan waktu 1 jam 51 menit 44 detik. Ia mengungguli Violine yang finis kedua dengan waktu 1 jam 51 menit 45 detik. Bagi Ulfah, hasil ini terbilang luar biasa karena mengalahkan Violine yang notabene peraih medali perak lari cepat 20 km dalam waktu 1 jam 55 menit 14 detik di SEA Games 2023.
Selain itu, meski belum memecahkan rekor nasional Darwati dengan waktu 1 jam 39 menit 05 detik yang diukir pada Kejurnas 2009 di Jakarta, 29 Juli 2009, Ulfah dan Violine sama-sama mempertajam catatan waktu pribadi terbaiknya. Sebelumnya, waktu terbaik Ulfah adalah 1 jam 53 menit 47 detik yang dicetak pada Kejuaraan Jawa Timur Terbuka 2023 di Gresik Maret lalu dan waktu terbaik Violine di SEA Games 2023. raih emas SEA Games melalui Ulfah atau Violine,” jelas Hendro.
Arahan penting
Ulfah menyebut arahan Hendro dari pinggir lapangan jelang finis balapan kali ini sangat penting untuk menghindari pelanggaran. Umumnya, sekitar 1 km terakhir menjelang finish, para atlet sudah sangat lelah dan tidak bisa lagi mengontrol tekniknya dengan baik. “Bila salah teknik, apalagi langkah terlihat terbang sebagai tanda lari, wasit akan mendiskualifikasi atlet yang bersangkutan,” kata Ulfah, atlet asal Amuntai, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan.
Secara keseluruhan, performa Ulfah meningkat pesat sejak bergabung dengan Pangalengan selama tiga tahun terakhir. Di sana, meski belum berstatus atlet nasional, Ulfah bisa berlatih bersama atlet-atlet terbaik nasional, seperti Violine, Winda Ayuningsih, Hendro, Angga, dan Ronggo. Atlet kelahiran 4 Oktober 1999 itu juga sempat mendapatkan pembinaan dari Hendro dan dibina oleh pelatih pelatnas, Dedi Romanah.
Baca juga: Absennya Pelari Nasional Jadi Pisau Bermata Dua
Bahkan, di Balai Latihan Kerja Daerah (pelatda) Kalsel, Hendro tercatat sebagai pelatih Ulfah. Bagi Ulfah, Hendro banyak memberikan masukan dan motivasi untuk pengembangan karirnya. Tanpa Hendro, Ulfah mungkin tidak akan berada di posisinya saat ini karena sudah berniat berhenti dari atletik setelah meraih perunggu sprint 20 km dalam waktu 1 jam 55 menit 14 detik di PON Papua 2021.
“Hendro adalah senior yang sangat rendah hati dan mau berbagi ilmu. Tak hanya dalam latihan, Hendro juga banyak memberikan bimbingan di luar latihan. Salah satunya ketika saya berniat untuk berhenti menjadi atlet karena kelelahan. Tapi, jelang Kejurnas 2022 di Semarang (Jawa Tengah), Hendro datang ke rumah saya di Amuntai. Dia meyakinkan saya bahwa saya memiliki potensi jika saya melanjutkan karir saya,” kata Ulfah.
Kini, rasa percaya diri Ulfah kembali melonjak. Ia pun mematok target PON 2024 lebih tinggi dan berharap bisa membela Indonesia di kancah internasional. “Saya fokus mempertahankan medali dan mempertajam catatan waktu terbaik saya di PON nanti. Pasalnya, di kelompok putri persaingan cukup ketat karena banyak atlet baru yang berambisi besar. Baru setelah itu, saya ingin mengejar rekor nasional dan masuk pelatnas,” kata Ulfah.
Sinyal bahaya
Mustara Musa, Manajer Tim Atletik Indonesia SEA Games 2023, mengatakan hasil Kejurnas Jalan Cepat 20 Km Putra 2023 menjadi sinyal bahaya bagi Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI). Pasalnya, jarak Hendro dengan atlet di bawahnya, khususnya kategori junior, masih terlalu jauh.
Indonesia bisa kehilangan hegemoninya di Asia Tenggara jika Hendro pensiun. Sejauh ini, dari tujuh SEA Games dalam 12 tahun terakhir, Hendro selalu meraih emas, kecuali SEA Games Jakarta-Palembang 2011 dan SEA Games Vietnam 2021 tahun lalu yang sama-sama meraih perak.
Di kelompok putri ada sedikit kabar positif karena grafik Violine terus membaik dan ada faktor yang mengganggu dari luar pelatnas yang bisa memacunya untuk terus menjadi lebih baik, terutama dari Ulfah. Kendati demikian, PB PASI tidak boleh berpuas diri sebelum atlet putri setidaknya bisa menjadi yang terbaik di Asia Tenggara.
Video lomba sprint 20 kilometer di Kejuaraan Nasional Atletik 2023.
“Intinya, masalah utama jalan cepat adalah minimnya persaingan dari daerah ke pusat. Padahal, di tingkat nasional, lomba jalan cepat hanya dilakukan tiga atau empat kali dalam setahun. Di sisi lain, ada acara lari hampir setiap bulan. Jika persaingan jarang terjadi, daerah tidak terlalu memperhatikan pembangunan jalan cepat. Otomatis, sulit mengharapkan munculnya atlet-atlet baru dari nomor tersebut, terutama di kelompok putra,” pungkas Mustara.