Melihat Derajat Ahli Dzikir
Orang yang selalu berdzikir di segala waktu akan mencapai derajat yang tinggi di sisi Allah SWT. Faktanya, orang yang berdzikir lebih tinggi derajatnya dibandingkan orang yang menafkahkan hartanya berupa emas dan perak, dan lebih tinggi derajatnya dibandingkan orang yang gugur di medan perang. Sebagaimana hadist Nabi Muhammad SAW:
Telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Hurais telah menceritakan kepada kami Al Fadhl bin Musa dari Abdullah bin Sa’id yaitu Ibnu Abu Hindun dari Ziyad, bekas budak Ibnu ‘Ayyasy dari Abu Bahriyyah dari Abu Ad Darda ra beliau berkata:
Nabi ﷺ bersabda, “Maukah aku ceritakan kepadamu tentang amalan terbaikmu, dan yang paling suci di sisi Rajamu (Allah), yang paling tinggi derajatnya, dan lebih baik bagimu daripada menafkahkan emas dan perak, dan lebih baik bagimu daripada pertemuan.” dengan musuh lalu kamu potong lehernya dan mereka potong lehermu?” Mereka berkata; Ya. Ia berkata, “Dzikir kepada Allah Ta’ala.”
Mu’adz bin Jabal ra berkata; Tidak ada yang bisa menyelamatkanmu dari azab Allah selain mengingat Allah. Sebagian ulama meriwayatkan hadits ini dari Abdullah bin Sa’id seperti ini dengan sanadnya dan sebagian lagi meriwayatkan dari Mu’adz dan memutarbalikkan hadits tersebut. (HR Tirmidzi).
Mursyid Tariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN) KH. Asnawi Ridwan menjelaskan, orang yang selalu berdzikir akan mendapat keberkahan dari dzikir yang dilakukannya, baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun anak-anaknya. Keberkahan ini terus ia rasakan bahkan ketika ia berada di alam kubur.
Mengapa dzikir lebih utama bagi manusia dibandingkan ibadah lainnya? Menurut Kiai Asnawi, bisa saja seseorang melakukan ibadah namun hatinya tidak mengingat Allah SWT. Maka ibadah yang dilakukannya adalah demi nafsunya. Misalnya seseorang berinvestasi emas dan perak namun hatinya hampa mengingat Allah, ia malah merasa ingin mendapat pujian dari manusia, sehingga investasinya menjadi sia-sia. Begitu pula orang yang berangkat ke medan perang namun hatinya hampa mengingat Allah, maka ia akan sia-sia.
Oleh karena itu, orang yang berdzikir dan orang yang mengajak orang lain berdzikir akan mencapai derajat yang tinggi di sisi Allah Ta’ala.
Lebih lanjut Kiai Asnawi mengatakan, yang dimaksud dzikrullah dalam hadis secara lebih spesifik adalah membaca Allah dalam hati dalam hati setiap saat dan dalam keadaan apa pun.
“Lebih spesifiknya di sini dzikir adalah mengingat Allah di dalam hati. Itu besar manfaatnya. Karena orang yang berjihad itu fisabilillah tapi hatinya kotor, tidak mengingat Allah, tidak ada pahala. apalagi jika sampai pada taraf menyebut Allah dalam hati sepanjang waktu,” kata Kiai Asnawi dalam pengajian dan pembacaan Manaqib Syekh Abdul Qodir Al Jaelani di Pondok Pesantren Fashihuddin Pasir Putih, Sawangan, Kota Depok pada Minggu (8/10/2023) malam.
Kiai Asnawi mengatakan, Allah sangat menghormati orang yang ahli dzikir dan mengangkat derajatnya lebih tinggi dari orang lain. Namun agar hati selalu terhubung dengan Allah melalui dzikir, diperlukan bimbingan seorang mursyid.
Maka Mursyid perlu bimbingan agar hatinya terbuka, hatinya bersih, agar hidup dan bernafas dengan menyebut nama Allah, ujarnya.
FAQ:
Q: Apa manfaat berdzikir?
A: Berdzikir memiliki manfaat besar, seperti mendapatkan keberkahan bagi diri sendiri, keluarga, dan anak-anak, bahkan ketika berada di alam kubur.
Q: Mengapa dzikir lebih utama daripada ibadah lainnya?
A: Dzikir lebih utama karena dalam ibadah lain, hati seseorang mungkin tidak mengingat Allah SWT. Dengan berdzikir, hati terhubung secara khusyuk dengan Allah dan menjadikan ibadah lebih bermakna.
Q: Apa yang dimaksud dengan dzikrullah?
A: Dzikrullah secara spesifik adalah mengingat Allah di dalam hati setiap saat dan dalam segala keadaan.
Q: Kenapa diperlukan bimbingan seorang mursyid dalam berdzikir?
A: Dengan bimbingan mursyid, hati dapat terbuka, bersih, dan terus terkoneksi dengan Allah melalui dzikir.
Q: Bagaimana Allah menghormati orang yang ahli dzikir?
A: Allah mengangkat derajat orang yang ahli dzikir lebih tinggi daripada orang lain dan memberikan penghormatan khusus terhadap mereka.