Mengingat Sang Khaliq dengan cara membaca dzikir disertai kalimat La ilaha illallah Muhammad Rasulullah kita sering mendengar lantunan tersebut. Tentu saja menjalankan dzikir apapun pasti memiliki manfaat atau manfaat yang luar biasa.
Meski kemaslahatan bukan tujuan utama, namun ketika kita istiqamah atau konsisten berdzikir tujuan utama mengamalkan dzikir tidak lain adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Lantas, apa saja manfaat mengamalkan dzikir ini?
Di dalam buku Syarah Ummul Barâhîn ditulis oleh Imam Abdullah Muhammad bin Yusuf as-Sanusy al-Asy’ary (Jakarta, Dar al-Kutub al-Islamiyah, 2013, halaman 72), di sana dijelaskan keutamaan menjalankan dzikir La ilaha illallah Muhammad Rasulullah. Keutamaan tersebut terbagi menjadi dua, yang pertama kembali pada akhlak yang baik dalam beragama, yang kedua kembali pada karamah.
Meluncurkan halaman NU Daring, kebajikan pertama dibagi menjadi delapan kebajikan:
1. Kembangkan asketisme. Yang dimaksud dengan asketisme adalah hati yang hampa karena bersandar pada sesuatu yang bersifat fana (duniawi).
2. Kembangkan sifat percaya. Tawakal adalah keimanan hati kepada Allah Yang Maha Pemelihara dan Maha Adil. Seseorang yang bertawakal atau berserah diri kepada Allah SWT, maka jiwanya akan selalu tenang dan tidak galau jika menghadapi berbagai sebab dan permasalahan, karena ia telah menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah. Meski begitu, ia tidak melupakan upaya yang membantunya dari suatu permasalahan dalam hidupnya.
3. Menumbuhkan sifat pemalu dalam dirinya yang akan membuatnya selalu mengagungkan Allah dan mengingat-Nya, menaati larangan dan perintah-Nya; cegahlah diri kita untuk mengeluh kepada makhluk yang penuh kelemahan dan berkekurangan serta selalu mengeluh kepada-Nya.
4. Menumbuhkan sifat yang kaya artinya hati yang kaya dengan cara menyelamatkan hati dari fitnah berbagai sebab (makhluk).
5. Kembangkan karakter yang buruk. Fakir artinya membiarkan hati terputus dari dunia karena kenikmatan memperoleh dan memperbanyak hal-hal duniawi, karena segala keputusan pasti yaitu ditentukan oleh Allah subhanahu wata’ala.
6. Menciptakan futuwah, yaitu menjauhkan diri dari menuntut makhluk lain berbuat baik terhadap diri sendiri. Jika dia berbuat baik, maka dia yakin bahwa kebaikannya berasal dari Allah, begitu pula sebaliknya, sehingga dia merasa tidak perlu menuntut manusia untuk berbuat baik padanya, lagipula semua kebaikan itu datangnya dari pencipta manusia.
7. Menghasilkan rasa syukur. Bersyukur berarti mengukuhkan hati dengan memuji Allah Ta’ala dan tetap melihat berbagai nikmat yang diterima meski di tengah keterpurukan.
8. Prioritas kedua kembali pada karamah yang termasuk dalam kategori amr khâriqul ‘adah (sesuatu yang tidak biasa). Di antara karamah atau acara khusus tersebut adalah:
– Adanya keberkahan dalam makanan dan sejenisnya, sehingga makanan sedikit saja cukup untuk banyak orang, hal ini terlihat pada waliyyullah.
– Sangat mudah untuk mendapatkan uang atau barang yang Anda butuhkan. Dalam buku tersebut, terdapat riwayat Syekh Abu Abdillah at-Tawuddy yang membutuhkan pakaian untuk anak dan istrinya. Jumlah anak banyak. Ia membeli sehelai kain dan membawanya ke penjahit, lalu memberikan salah satu ujung kain itu dan memegang ujung kain yang lain. Penjahit tersebut mulai menarik dan memotong kain tersebut sedikit demi sedikit hingga menghasilkan banyak pakaian – padahal biasanya dengan satu helai kain ia tidak akan mampu memproduksi lebih dari beberapa pakaian. Kemudian penjahit itu berkata: “Ya Tuanku, kain ini tidak akan selesai selamanya (untuk dijadikan pakaian).” Kemudian Syekh Abu Abdillah berkata sambil melemparkan sisa kainnya kepada penjahit agar tidak berlama-lama lagi karena takut menimbulkan fitnah: “Sudah selesai.”
– Sifat yang ingin ia gunakan adalah terbuka. Misalnya saja dalam suatu makanan, ia dapat mengetahui apa yang halal dari apa yang haram dan diragukan melalui berbagai tanda yang ia temukan, kadang dari akalnya, tubuhnya, atau dari sesuatu yang lain selain itu.
Itulah sederet manfaat atau manfaat yang bisa didapatkan dari mengamalkan dzikir La ilaha illallah Muhammad Rasulullah walaupun sebenarnya masih banyak manfaat lainnya yang tentunya tidak bisa semuanya diuraikan dalam buku ini. Waallahu a’lam.
FAQ (Frequently Asked Questions):
1. Apa itu dzikir La ilaha illallah Muhammad Rasulullah?
Dzikir La ilaha illallah Muhammad Rasulullah merupakan ucapan yang menyatakan bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.
2. Apa tujuan utama dari mengamalkan dzikir tersebut?
Tujuan utama dari mengamalkan dzikir tersebut adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperoleh manfaat atau keutamaan yang terkait dengan akhlak yang baik dan karamah.
3. Apa yang dimaksud dengan karamah?
Karamah adalah sesuatu yang tidak biasa dan termasuk dalam kategori perbuatan luar biasa yang dilakukan oleh seseorang yang beriman dan taat kepada Allah SWT.
4. Apa saja manfaat atau keutamaan yang bisa didapatkan dari mengamalkan dzikir ini?
Manfaat mengamalkan dzikir ini antara lain mengembangkan asketisme, menguatkan sifat percaya dan berserah diri kepada Allah, menumbuhkan sifat pemalu dan rasa syukur, menyelamatkan hati dari fitnah, menghasilkan kekayaan hati, menciptakan sikap yang terbuka, serta mendapatkan keberkahan dalam makanan dan kemudahan dalam memperoleh kebutuhan hidup.
5. Apakah manfaat tersebut sudah terbukti?
Keutamaan dan manfaat dari mengamalkan dzikir ini sudah banyak terdokumentasi baik dalam kitab-kitab agama maupun dari pengalaman nyata orang-orang yang beriman.
6. Bagaimana cara mengamalkan dzikir La ilaha illallah Muhammad Rasulullah dengan istiqamah?
Untuk menjalankan dzikir ini dengan istiqamah, kita perlu melafalkannya secara konsisten dalam setiap kesempatan yang muncul, baik dalam shalat, dikala sunyi, atau dalam kegiatan sehari-hari. Selain itu, kita juga perlu memahami makna dari dzikir tersebut dan berusaha menerapkan ajaran agama secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari.