Kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar dan menengah di Banjarmasin akan kembali normal. Kabar gembira tersebut disampaikan Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina kemarin (16/10).
Usai Ibnu meresmikan gedung Creative Hub Banjarmasin di Jalan Ahmad Yani km 5.
Walikota menyatakan, kebijakan pembelajaran daring, peniadaan kegiatan di luar kelas (upacara bendera, olah raga, dan ekstrakurikuler), serta pemulangan siswa lebih awal akan dievaluasi.
Ibnu melihat, hujan yang terus turun di Banjarmasin pada sore dan malam hari membuat kabut asap semakin tipis.
“Penerbangan di bandara juga kembali sesuai jadwal, tidak ada penundaan lagi. Jadi menurut saya ini sangat menggembirakan,” ujarnya.
“Jadi saya kira sudah saatnya proses belajar mengajar di sekolah kembali normal. Kita evaluasi dulu dan secepatnya putuskan,” imbuhnya.
Merujuk data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) menunjukkan kualitas udara kota berada pada tingkat sedang.
Angka partikulat (PM) sebesar 2,5 per 15 Oktober menunjukkan angka 83.
Jauh lebih baik dibandingkan awal bulan lalu. Ketika kualitas udara kota mencapai level merah atau sangat tidak sehat.
Selain itu, jumlah kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) juga menunjukkan tanda-tanda penurunan. Untuk bulan Oktober saja, hingga tanggal 14 tercatat ada 158 kasus ISPA.
“Kasus menurun, mungkin karena hujan. Jadi asap akibat karhutla juga berkurang, kata Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin Tabiun Huda kemarin.
Untuk menangani ISPA, Departemen Kesehatan telah menetapkan 28 puskesmas berstatus siaga bencana kabut asap. “Kami menyediakan oksigen konsentrator di 13 puskesmas dan layanan PSC (public safety center) selama 24 jam,” ujarnya.
Tabiun pun memberi lampu hijau kepada Dinas Pendidikan untuk menormalisasi aktivitas di sekolah. “Nanti akan kami sampaikan dalam rapat evaluasi,” tutupnya.
Masker Tetap Penting
Meski kabut asap mulai menipis, dokter spesialis penyakit dalam Dr Rudiansyah meminta Pemkot Banjarmasin tetap berhati-hati dalam mengambil kebijakan.
Ia melihat pentingnya sosialisasi penggunaan masker sebagai upaya pencegahan.
“Memperkenalkan kembali masker untuk menurunkan kasus ISPA,” ujarnya.
Selain itu, Kementerian Kesehatan juga tidak boleh menurunkan kewaspadaannya. Khususnya menyediakan obat-obatan bagi pasien ISPA dan penyakit penyerta di puskesmas.
“Misalnya asma. “Departemen Kesehatan harus mengantisipasi hal ini semaksimal mungkin,” kata Rudiansyah.