Keris Junjung Drajat merupakan salah satu jenis keris yang sangat dihormati dan dianggap memiliki tuah yang tinggi. Keris ini biasanya digunakan oleh kalangan bangsawan atau pemimpin sebagai lambang kekuasaan dan kewibawaan. Karena kepopulerannya, banyak beredar keris Junjung Drajat palsu di pasaran. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui ciri-ciri keris Junjung Drajat asli agar tidak tertipu.
Ciri-ciri keris Junjung Drajat asli dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti bentuk, bahan, dan pamor. Secara bentuk, keris Junjung Drajat memiliki bilah yang lurus dengan ujung yang runcing dan melengkung ke atas. Bilah keris biasanya berukuran sedang, antara 30-40 cm. Gagang keris terbuat dari kayu cendana atau gading gajah dengan bentuk yang gepeng dan melengkung.
Dari segi bahan, keris Junjung Drajat asli biasanya terbuat dari besi baja berkualitas tinggi. Besi baja yang digunakan memiliki kandungan nikel dan karbon yang tinggi, sehingga menghasilkan pamor yang indah dan bercahaya. Pamor pada keris Junjung Drajat biasanya berupa motif pusaran atau ombak yang disebut dengan pamor pamor Mengkurep atau Blarak Sungsang.
Selain itu, keris Junjung Drajat asli juga memiliki beberapa ciri lain yang khas, seperti adanya ukiran pada gagang keris yang menggambarkan tokoh wayang atau simbol-simbol tertentu. Keris Junjung Drajat juga biasanya memiliki warangka atau sarung keris yang terbuat dari kayu atau logam dengan ukiran yang indah dan rumit.
Ciri Ciri Keris Junjung Drajat Asli
Berikut adalah 3 ciri penting Keris Junjung Drajat asli:
- Bilah lurus ujung melengkung ke atas
- Pamor Mengkurep atau Blarak Sungsang
- Ukiran gagang bergambar wayang
Dengan memperhatikan ciri-ciri tersebut, Anda dapat terhindar dari membeli keris Junjung Drajat palsu.
Bilah lurus ujung melengkung ke atas
Salah satu ciri khas Keris Junjung Drajat asli adalah bilahnya yang lurus dengan ujung yang melengkung ke atas. Bentuk bilah ini memiliki makna filosofis yang mendalam.
- Bilah lurus
Bilah yang lurus melambangkan kejujuran, keterusterangan, dan prinsip yang teguh.
- Ujung melengkung ke atas
Ujung bilah yang melengkung ke atas melambangkan cita-cita yang tinggi, harapan, dan doa yang dipanjatkan kepada Tuhan.
- Sudut lengkungan
Sudut lengkungan ujung bilah juga memiliki makna. Sudut yang tajam melambangkan keberanian dan ketegasan, sedangkan sudut yang landai melambangkan kelembutan dan kasih sayang.
- Proporsi lengkungan
Proporsi lengkungan ujung bilah harus seimbang dengan panjang bilah. Lengkungan yang terlalu panjang atau pendek dapat mengurangi estetika dan makna dari keris Junjung Drajat.
Kombinasi dari bilah lurus dan ujung melengkung ke atas pada Keris Junjung Drajat asli menciptakan harmoni dan keseimbangan yang indah, sekaligus melambangkan sifat-sifat luhur yang diharapkan dimiliki oleh pemiliknya.
Pamor Mengkurep atau Blarak Sungsang
Pamor Mengkurep atau Blarak Sungsang merupakan salah satu ciri khas Keris Junjung Drajat asli. Pamor ini terbentuk dari lipatan-lipatan besi baja yang ditempa berulang kali, sehingga menghasilkan motif yang indah dan bercahaya. Berikut adalah penjelasan detail tentang pamor Mengkurep atau Blarak Sungsang:
Bentuk Pamor
Pamor Mengkurep memiliki bentuk seperti pusaran atau ombak yang bergelombang. Motif ini melambangkan kesuburan, kemakmuran, dan keberuntungan. Sementara itu, pamor Blarak Sungsang memiliki bentuk seperti daun kelapa yang tersusun berjajar. Motif ini melambangkan keteguhan, kekuatan, dan perlindungan.
Proses Pembuatan
Pamor Mengkurep atau Blarak Sungsang dibuat dengan teknik tempa lipat. Besi baja yang digunakan memiliki kandungan nikel dan karbon yang tinggi. Besi baja tersebut dilipat dan ditempa berulang kali, sehingga menghasilkan lapisan-lapisan besi dengan kekerasan dan warna yang berbeda. Lapisan-lapisan ini kemudian dilipat lagi dan ditempa, sehingga membentuk motif pamor yang unik.
Jenis Pamor
Pamor Mengkurep dan Blarak Sungsang memiliki beberapa jenis, antara lain:
- Mengkurep Luk Lima: Pamor Mengkurep dengan lima lekukan atau luk.
- Blarak Sungsang Kembang Wijayakusuma: Pamor Blarak Sungsang dengan motif bunga wijayakusuma.
- Mengkurep Sungsang: Kombinasi pamor Mengkurep dan Blarak Sungsang.
Makna Filosofis
Pamor Mengkurep atau Blarak Sungsang pada Keris Junjung Drajat asli memiliki makna filosofis yang mendalam. Motif pusaran atau ombak melambangkan perjalanan hidup yang berliku dan penuh tantangan. Sementara itu, motif daun kelapa melambangkan kekuatan dan perlindungan dari Tuhan.
Keberadaan pamor Mengkurep atau Blarak Sungsang pada Keris Junjung Drajat asli tidak hanya menambah keindahan, tetapi juga menjadi bukti keterampilan tinggi empu pembuatnya.
Ukiran gagang bergambar wayang
Ciri khas lainnya dari Keris Junjung Drajat asli adalah ukiran pada gagangnya yang menggambarkan tokoh wayang. Ukiran-ukiran ini tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam.
- Tokoh wayang yang digambarkan
Tokoh wayang yang biasa digambarkan pada gagang Keris Junjung Drajat antara lain Arjuna, Kresna, Gatotkaca, dan Werkudara. Pemilihan tokoh wayang ini tidak sembarangan, melainkan disesuaikan dengan karakter dan sifat pemilik keris.
- Makna filosofis
Setiap tokoh wayang memiliki makna filosofis yang berbeda. Misalnya, Arjuna melambangkan keberanian dan kepahlawanan, Kresna melambangkan kebijaksanaan dan kepemimpinan, Gatotkaca melambangkan kekuatan dan kesaktian, dan Werkudara melambangkan kesetiaan dan pengabdian.
- Posisi ukiran
Posisi ukiran pada gagang keris juga memiliki makna. Ukiran yang terletak pada bagian atas gagang melambangkan cita-cita dan harapan pemilik keris. Sementara itu, ukiran yang terletak pada bagian bawah gagang melambangkan landasan dan kekuatan pemilik keris.
- Gaya ukiran
Gaya ukiran pada gagang Keris Junjung Drajat asli biasanya halus dan detail. Ukiran dibuat dengan tangan oleh pengrajin yang terampil, sehingga menghasilkan karya seni yang indah dan bernilai tinggi.
Ukiran gagang bergambar wayang pada Keris Junjung Drajat asli tidak hanya menambah keindahan, tetapi juga menjadi simbol karakter dan harapan pemiliknya. Ukiran-ukiran ini menjadi pengingat akan nilai-nilai luhur yang harus dijunjung tinggi dalam kehidupan.