Cerpen “Robohnya Surau Kami” merupakan sebuah karya sastra yang ditulis oleh A.A. Navis. Cerpen ini mengisahkan tentang sebuah surau di sebuah kampung yang roboh akibat diterjang angin kencang. Kejadian ini menyisakan duka yang mendalam bagi masyarakat kampung, karena surau tersebut merupakan tempat ibadah dan pusat kegiatan masyarakat.
Selain itu, cerpen ini juga mengangkat persoalan sosial budaya di masyarakat, seperti kemiskinan, kebodohan, dan tahayul. Tokoh-tokoh dalam cerpen ini digambarkan dengan sangat detail dan hidup, sehingga pembaca dapat merasakan emosi dan pemikiran mereka. Cerpen “Robohnya Surau Kami” merupakan sebuah karya sastra yang sangat menarik dan menggugah pemikiran pembaca.
Transisi:
Dalam artikel ini, kita akan mengulas cerpen “Robohnya Surau Kami” secara lebih mendalam, mulai dari unsur-unsur intrinsik hingga relevansinya dengan kehidupan masyarakat saat ini.
Resensi Cerpen Robohnya Surau Kami
Cerpen “Robohnya Surau Kami” banyak dikaji oleh para peneliti sastra karena memiliki nilai sastra dan sosial yang tinggi. Berikut adalah tiga poin penting yang dapat disimpulkan dari cerpen tersebut:
- Menggambarkan kemiskinan dan kesenjangan sosial
- Mengangkat tema tahayul dan kepercayaan masyarakat
- Memiliki alur cerita yang menarik dan tokoh yang kuat
Ketiga poin penting ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca dan menjadikan cerpen “Robohnya Surau Kami” sebagai salah satu karya sastra Indonesia yang patut diapresiasi.
Menggambarkan kemiskinan dan kesenjangan sosial
Salah satu poin penting dalam cerpen “Robohnya Surau Kami” adalah penggambaran kemiskinan dan kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat. Hal ini terlihat jelas dari kondisi kehidupan tokoh-tokoh dalam cerpen tersebut.
- Kemiskinan yang parah: Tokoh utama, Haji Saleh, digambarkan hidup dalam kemiskinan yang parah. Ia tinggal di sebuah gubuk reyot dan hanya memiliki sedikit harta benda. Kemiskinan juga dialami oleh tokoh Mak Intan, seorang janda tua yang hidup sebatang kara.
- Kesenjangan sosial: Kesenjangan sosial terlihat dari perbedaan status sosial antara Haji Saleh dan tokoh Pak Haji. Pak Haji adalah seorang tokoh yang kaya raya dan memiliki pengaruh di masyarakat, sementara Haji Saleh hanyalah seorang petani miskin. Kesenjangan ini menciptakan jurang pemisah yang membuat Haji Saleh merasa rendah diri dan tersisih.
- Eksploitasi ekonomi: Kemiskinan yang dialami oleh masyarakat dimanfaatkan oleh tokoh tengkulak. Tengkulak membeli hasil panen petani dengan harga murah dan menjualnya kembali dengan harga tinggi. Hal ini semakin memperparah kemiskinan dan kesenjangan sosial di masyarakat.
- Sikap apatis masyarakat: Masyarakat digambarkan bersikap apatis terhadap kemiskinan dan kesenjangan sosial yang terjadi. Mereka lebih mementingkan urusan pribadi dan tidak peduli dengan penderitaan orang lain. Sikap apatis ini membuat masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial semakin sulit untuk diatasi.
Penggambaran kemiskinan dan kesenjangan sosial dalam cerpen “Robohnya Surau Kami” sangat realistis dan menyentuh. Hal ini membuat pembaca dapat merasakan penderitaan dan keputusasaan yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam cerpen tersebut.
Mengangkat tema tahayul dan kepercayaan masyarakat
Selain mengkritisi kemiskinan dan kesenjangan sosial, cerpen “Robohnya Surau Kami” juga mengangkat tema tahayul dan kepercayaan masyarakat. Hal ini terlihat dari beberapa peristiwa dan dialog yang terjadi dalam cerpen tersebut.
Salah satu contoh tahayul yang digambarkan dalam cerpen adalah kepercayaan masyarakat bahwa surau yang roboh merupakan pertanda buruk. Masyarakat percaya bahwa robohnya surau akan membawa malapetaka bagi kampung. Hal ini membuat masyarakat menjadi takut dan khawatir, meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung kepercayaan tersebut.
Selain itu, cerpen ini juga menggambarkan kepercayaan masyarakat terhadap dukun dan orang pintar. Tokoh Mak Intan, seorang janda tua, digambarkan sering pergi ke dukun untuk meminta bantuan dalam menyelesaikan masalah hidupnya. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih mempercayai kekuatan supranatural dan mengandalkan dukun untuk mengatasi masalah mereka.
Penggambaran tahayul dan kepercayaan masyarakat dalam cerpen “Robohnya Surau Kami” memberikan kritik terhadap masyarakat yang masih percaya pada hal-hal yang tidak masuk akal. Cerpen ini mengajak pembaca untuk berpikir kritis dan tidak mudah percaya pada hal-hal yang tidak didukung oleh bukti ilmiah.
Namun, cerpen ini juga menunjukkan bahwa tahayul dan kepercayaan masyarakat merupakan bagian dari budaya dan tradisi masyarakat. Meskipun tidak selalu rasional, tahayul dan kepercayaan tersebut memiliki makna dan fungsi tersendiri dalam masyarakat.
Memiliki alur cerita yang menarik dan tokoh yang kuat
Salah satu kelebihan cerpen “Robohnya Surau Kami” adalah alur ceritanya yang menarik dan tokoh-tokohnya yang kuat. Alur cerita disajikan dengan rapi dan mengalir, sehingga pembaca mudah mengikuti jalan cerita dan memahami konflik yang terjadi.
Cerpen ini dibuka dengan penggambaran surau yang roboh akibat angin kencang. Kejadian ini kemudian memicu serangkaian peristiwa yang mengungkap berbagai persoalan sosial dan budaya di masyarakat. Alur cerita berkembang dengan baik, dengan setiap peristiwa saling berkaitan dan mengarah pada klimaks yang dramatis.
Selain alur cerita yang menarik, cerpen ini juga didukung oleh tokoh-tokoh yang kuat dan berkarakter. Tokoh utama, Haji Saleh, digambarkan sebagai sosok yang sederhana, baik hati, dan religius. Namun, di balik kesederhanaannya, Haji Saleh memiliki prinsip yang kuat dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.
Tokoh-tokoh lainnya, seperti Mak Intan, Pak Haji, dan tengkulak, juga digambarkan dengan sangat detail dan hidup. Setiap tokoh memiliki motivasi dan latar belakang yang jelas, sehingga pembaca dapat memahami tindakan dan perilaku mereka. Tokoh-tokoh tersebut mewakili berbagai lapisan masyarakat, sehingga cerpen ini dapat memberikan gambaran yang komprehensif tentang kehidupan masyarakat pada masa itu.
FAQ Sholawat
Sholawat adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Berikut ini beberapa pertanyaan umum dan jawabannya seputar sholawat:
Pertanyaan 1: Apa arti sholawat?
Jawaban: Sholawat secara bahasa berarti doa, sedangkan secara istilah berarti doa yang dipanjatkan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya.
Pertanyaan 2: Kenapa kita dianjurkan membaca sholawat?
Jawaban: Membaca sholawat dianjurkan karena memiliki banyak manfaat, diantaranya: Mendapat syafaat dari Rasulullah SAW, diampuni dosa-dosanya, dan dimudahkan urusannya.
Pertanyaan 3: Kapan waktu yang tepat membaca sholawat?
Jawaban: Sholawat dapat dibaca kapan saja, namun waktu yang paling utama adalah setelah selesai melaksanakan sholat fardhu.
Pertanyaan 4: Bagaimana cara membaca sholawat?
Jawaban: Cara membaca sholawat cukup dengan melafalkan lafaz sholawat, seperti “Allahumma sholli ala Muhammad wa ala ali Muhammad”.
Pertanyaan 5: Bolehkah membaca sholawat dengan menggunakan bahasa selain Arab?
Jawaban: Boleh, namun lebih utama membaca sholawat dengan menggunakan bahasa Arab karena bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan oleh Rasulullah SAW.
Pertanyaan 6: Apakah ada batasan tertentu dalam membaca sholawat?
Jawaban: Tidak ada batasan tertentu dalam membaca sholawat, namun disunnahkan untuk membaca sholawat minimal 10 kali dalam sehari.
Dengan membaca sholawat secara rutin, kita dapat memperoleh banyak manfaat dan keberkahan dalam hidup kita. Oleh karena itu, marilah kita membiasakan membaca sholawat setiap hari.
Tips Membaca Sholawat
Berikut adalah beberapa tips praktis untuk membaca sholawat:
1. Tentukan waktu khusus
Agar lebih teratur, tentukan waktu khusus untuk membaca sholawat, misalnya setelah sholat fardhu atau sebelum tidur.
2. Baca dengan khusyuk dan ikhlas
Saat membaca sholawat, usahakan untuk membaca dengan khusyuk dan ikhlas. Resapi setiap lafaz sholawat yang dibaca.
3. Baca sholawat dengan suara yang merdu
Jika memungkinkan, bacalah sholawat dengan suara yang merdu. Hal ini akan menambah kekhusyukan dan keindahan dalam membaca sholawat.
4. Perbanyak membaca sholawat
Tidak ada batasan tertentu dalam membaca sholawat. Oleh karena itu, perbanyaklah membaca sholawat setiap hari. Semakin banyak membaca sholawat, semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh.
Membaca sholawat secara rutin akan memberikan banyak manfaat dan keberkahan dalam hidup kita. Dengan mengikuti tips-tips di atas, kita dapat membaca sholawat dengan lebih baik dan khusyuk.
Kesimpulan
Sholawat adalah doa yang dipanjatkan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya. Membaca sholawat memiliki banyak manfaat, di antaranya mendapat syafaat dari Rasulullah SAW, diampuni dosa-dosanya, dan dimudahkan urusannya.
Oleh karena itu, marilah kita membiasakan membaca sholawat setiap hari. Dengan membaca sholawat secara rutin, kita dapat memperoleh banyak manfaat dan keberkahan dalam hidup kita. Semoga kita semua menjadi umat Nabi Muhammad SAW yang selalu bersholawat kepadanya.