Kapolres Tapin, Polda Kalsel AKBP Ernesto Saiser memberikan dukungan penuh atas aksi musik amal dari pemuda untuk korban gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/11/2022).
“Berbuat baik itu seperti lingkaran, itu akan kembali kepada kita,” ujarnya di panggung Toko Ruai Rindu Rantau.
Untuk memeriahkan acara amal tersebut, ia tak hanya menyumbangkan suara emasnya di atas panggung, tapi juga menyumbang Rp 5 juta.
Filantropis ini memberikan pujian atas kegiatan yang dirintis anak muda di Tim Ruai Rindu dan Relawan KUN Tapin. Ia ingin aksi mulia ini menular ke generasi muda di daerah lain.
Kini, kenangnya, masyarakat Cianjur yang terkena dampak gempa sangat membutuhkan uluran tangan para dermawan agar bisa bertahan dan pulih dari dampak bencana.
Secara kelembagaan, kata dia, baru-baru ini seluruh Polres di Polda Kalsel juga telah melakukan aksi solidaritas untuk korban gempa Cianjur.
“Bantuan ini dihimpun di Polda Kalsel dan disalurkan melalui lembaga kami di Cianjur,” ujarnya.
Total donasi tadi malam adalah Rp 6.650.000,- yang bersumber dari sumbangan pengunjung musik amal dan hasil lelang kaos langka bertanda tangan Uyau Moris, musisi ternama Indonesia.
Kapolres Tapin juga memberikan bonus kepada dua pemenang lelang, yakni SIM C gratis. Hal itu ia lakukan sebagai apresiasi atas niat anak muda yang semangat berbuat kebaikan.
Ketua Relawan Sistem Kemanusiaan KUN Tapin Hendra Gunawan mengucapkan terima kasih kepada Kapolres Tapin. Ia mengatakan, sosok Ernesto Saiser patut diteladani oleh para pemuda bahkan para pemimpin daerah.
“Kepemimpinan seperti inilah yang kami dambakan. Ia selalu hadir untuk aksi-aksi pemuda. Kehadirannya tentu menjadi suatu kehormatan bagi kami yang terkesan begitu bersahaja,” ujarnya.
Ia berharap sosok ringan tangan ini terus mampu menyebarkan energi dan nilai positif di lingkungan sosial masyarakat.
“Hidup orang baik,” katanya.
Tujuan donasi
Terkait donasi yang terkumpul, langsung disalurkan oleh tim pelaksana kepada tim yang bekerja di lokasi bencana. Sasaran donasi dari Tapin ditujukan kepada 205 KK yang saat ini tinggal di hunian sementara beratap terpal di daerah terpencil.
Lokasinya tepatnya di kaki Gunung Gede, Kampung Tugan, Desa Wangunjaya, Kecamatan Cugenang. Jaraknya 5 km dari kota Cianjur, sedangkan untuk menuju lokasi evakuasi harus melalui jalan berlumpur sepanjang 3 km, dengan jalan setapak lereng bukit yang terjal dan satu titik longsoran kecil.
Karena sulitnya akses ke kota atau evakuasi di sana, dikatakan menjadi kendala untuk mendapatkan bantuan ke daerah terpencil ini.
Setelah menyelesaikan pendataan pada 23 November, KUN saat ini bergerak untuk fokus menjalankan program layanan kesehatan, psikososial, mendukung dapur umum dan kebutuhan tenda pengungsian.
Selain KUN di lokasi yang sama, dapur umum Yayasan Wahid juga aktif mendukung kebutuhan pangan ratusan pengungsi.
“Dulu sebelum ada dapur umum, mayoritas masyarakat mengais makanan di rumah masing-masing. Di rumah yang sudah hancur,” kata Komando Tanggap Darurat KUN, Faruk Rhamadhan di lokasi.
Saat ini, kata dia, pihaknya telah mendirikan posko kesehatan dan memberikan pelayanan bagi para pengungsi. Saat asesmen awal, pihaknya mencatat dari hasil pemeriksaan kesehatan, terdapat ISPA, gatal-gatal, mylgia, hipertensi, rematik dan sakit maag yang diderita beberapa orang di pengungsian.
Kondisi ini, jelasnya, karena fasilitas evakuasi yang tidak sesuai. Ditambah lagi tingginya intensitas hujan yang mengguyur daerah perbukitan tersebut.
Hal penting lainnya, disampaikannya, saat ini di daerah pengungsian yang dijangkau KUN masih belum ada fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) yang layak.
“Bantuan yang masuk cukup banyak, rata-rata ke daerah-daerah yang terjangkau. Masih banyak yang belum terjangkau,” ujarnya.
Trailer musik amal
HAK CIPTA © Berita ANTARA Kalimantan Selatan 2022