Nama warungnya cukup menggelitik; Warung Nasi Penjara Rp 3.000. Maklum, lokasi toko ini cukup dekat dengan Lapas Teluk Dalam di Banjarmasin, lapas terbesar di Kalimantan Selatan.
UNTUK DITEMUKAN di Jalan Rawasari Raya, Desa Teluk Dalam, benar-benar toko sederhana di tengah pemukiman penduduk. Tepat di sebelah SMK YPI Banjarmasin. Menggunakan balkon rumah, warung makan yang disiapkan oleh juru masak Bunda Aiza ini benar-benar menjadi perbincangan masyarakat, terutama di media sosial (medsos) yang namanya cukup membuat warganet yang datang penasaran.
Dengan harga murah sesuai tagline, beras murah atau beras penjara 3.000 perak, warung ini juga menyasar target pasar seperti tukang becak, penarik gerobak, pedagang asongan, anak jalanan dan pemulung.
BACA: Wadai Masubah Diperkenalkan, Pemkot Banjarmasin Dongkrak Bisnis Kuliner Khas Banjar
Termasuk, buruh harian lepas, buruh bangunan, serabutan, kuli. Bahkan, target utama nasi lapas juga menyasar para pelajar, mahasiswa hingga pesantren. Sementara itu, pegawai biasa juga menjadi sasaran, seperti pegawai honorer, pegawai swasta, pemilik toko bahkan ibu-ibu berpenghasilan rendah.
“Mengapa kami mengincar orang-orang seperti ini, karena mereka adalah pejuang keluarga dengan penghasilan kecil yang berusaha dan berjuang untuk menekan pengeluaran keluarga,” kata Teguh, pemilik warung Lapas Nasi. tracerekam.comSenin (27/2/2023).
Pastinya, strategi pemasaran yang dilakukan warung Nasi Prijar membuahkan hasil. Meski baru buka sebulan, rasa penasaran konsumen sudah tinggi. Yang jelas pesanan datang langsung dan melalui ojek online.
BACA JUGA: Memasuki Fase Adaptasi Baru, Bisnis Kuliner Umum Banjar Mulai Gembira
Dengan menu yang sedikit berbeda. Harga beras penjara ini hanya Rp. 3.000, Rp. 5.000 menjadi Rp. 8.000, agar pelanggan bisa menikmati hidangan dengan perut kenyang. “Beras lapas 3.000 perak itu sudah lengkap dengan nasi dan lauk serta sayurnya,” kata Teguh.
Pemilik RM Kepiting Penyet ini mengaku usaha kuliner yang digelutinya hanya untuk kegiatan sosial sehingga harga makanan relatif murah.
“Waktu pertama kali berdiri, warung Lapas Nasi ini viral banget. Jujur, saya tidak mengharapkan itu dari awal. Kami hadir karena ingin membantu keadaan ekonomi masyarakat yang sedang kesulitan. Sebesar Rp. 10.000, bisa bawa nasi tiga bungkus,” kata Teguh.
Dia mengaku tidak memikirkan keuntungan dari bisnis makanan yang menyasar masyarakat marginal kota itu. Bagi Teguh, semua itu hanyalah mendapatkan pahala dari Allah SWT, atau berkah yang didapatnya dalam hidup.
BACA JUGA: Mengejar Dinginnya Cuaca Hujan, Penikmat Kuliner Berburu Gerai Ramen di Taher Square
Meski saat ini harga bahan makanan seperti nasi, ikan dan ayam yang dijadikan lauk pauk dan sayur terus naik. Lagi-lagi, Teguh menegaskan untuk tidak memikirkan mencari uang.
Warung Nasi Penjara juga buka dari jam 10.00 pagi, sampai tutup sekitar jam 15.00 atau jam 3 sore. “Insya Allah minggu depan kita buka sampai malam. Ada juga menu nasi soto, harganya hanya 5.000 perak,” ujar tokoh relawan Langit Selatan ini.
Kehadiran warung Nasi sangat membantu Syarif (25 tahun). Sebagai pekerja swasta dengan penghasilan pas-pasan, menu yang disajikan di warung milik para aktivis sosial ini bisa meringankan pengeluaran sehari-hari. “Setiap hari saat warung Nasi Penjara ini dibuka, saya selalu membeli dan menjadi pelanggan tetap,” kata Syarif.(rekam jejak)