Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra (Kalsel) Kalsel Hj Mariana atau yang akrab disapa Hajjah Ana bertekad untuk membina dan memajukan partai politik (Parpol) yang dipimpinnya di provinsinya.
Penetapan “Pahlawan” Gerindra dibahas di hadapan Haul IH Abidin bin H Hamsyah (pendiri partai politik pimpinan Prabowo Subianto) di Desa Pemurus Dalam, Banjarmasin, Sabtu siang.
“Insya Allah saya akan melanjutkan perjuangan ‘bapak saya’ (my father) H Abidin HH dalam membina dan memajukan Partai Gerindra di Kalsel yang kini berpenduduk lebih dari empat juta jiwa yang tersebar di 13 kabupaten/kota, kata Hj Ana yang juga Wakil Ketua DPRD Provinsi setempat. .
Para wakil rakyat dari kalangan perempuan yang relatif masih muda atau berusia 38 tahun ini terobsesi dengan Gerindra merebut posisi Ketua DPRD Kalsel hasil pemilu 2024, dan menambah jabatan Ketua DPRD kabupaten/kota provinsi tersebut.
“Sementara itu, atau hasil Pilkada Gerindra 2019 baru menduduki lima DPRD dari 13 kabupaten/kota, yakni Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Tengah (HST), Tabalong dan Kabupaten Tanah Laut (Tala),” kata Hj Ana.
Sementara itu, dari 55 anggota DPRD Provinsi Kalsel, Gerindra hanya meraih delapan kursi atau sama dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI), dengan Partai Golkar paling banyak meraih 13 kursi.
Selain itu, Partai Amanat Nasional (PAN) enam kursi, PKB dan PKS masing-masing lima kursi, Partai NasDem empat kursi, PPP dan Demokrat masing-masing tiga kursi, serta Partai Hanura “Srikandi”.
Perempuan lulusan S1 Administrasi Bisnis (SAB) dan Magister Manajemen (MM) ini mengaku memimpin partai politik tidak sama dengan memimpin perusahaan atau kegiatan bisnis.
“Dalam memimpin parpol, meski menggunakan ilmu manajemen, harus mengedepankan pendekatan sosial, tanpa mengabaikan unsur politik,” ujar Hj Ana.
Haul IH Abidin HH selain tahlil juga diberikan ceramah agama oleh Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) “Nurul Muhibbin” Kutun Barabai (165 km sebelah utara Banjarmasin) ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet.
Guru Bakhiet sendiri dalam sejarah, sannat ke-42 Syekh Maulana Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datuk Kulampaian dengan Kitab Kuningnya “Sabilal Muhtadin” – rujukan kajian Islam, khususnya fikih yang terkenal hingga negara tetangga Malaysia dan Brunei Darussalam .
HAK CIPTA © Berita ANTARA Kalimantan Selatan 2023