PROTES: Seorang suporter membentangkan spanduk bertuliskan “Kami Kecewa Tapi Tetap Cinta” di tengah lapangan usai PSS Sleman dikalahkan oleh Bhayangkara FC dalam pertandingan Liga 1, di Stadion Maguwoharjo Internasional (MagIS), (6/3 ). (GUNTUR AGA TIRTANA/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Sejumlah suporter turun ke lapangan menyampaikan kekecewaannya kepada seluruh pemain dan ofisial tim PSS. Hal itu dilakukan setelah wasit Iwan Sukoco meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan PSS Sleman vs Bhayangkara FC, di Maguwoharjo International Stadium (MagIS), kemarin (6/3). PSS kalah 0-1 dari Bhayangkara FC.
Mereka mengungkapkan kekecewaannya karena PSS Sleman gagal meraih kemenangan pada pertandingan ini. Para stewart berusaha menahan para suporter yang turun lapangan. Aksi lempar juga sempat mewarnai. Seorang suporter membentangkan spanduk bertuliskan “Kami Kecewa Tapi Tetap Cinta” di tengah lapangan.
Ya, tim berjuluk Super Eagle Jawa itu kembali menelan kekalahan pada laga lanjutan Liga 1 2022/2023. Satu-satunya gol The Guardian berjuluk Bhayangkara FC dicetak oleh Alex Martins pada menit ke-70. Kekalahan ini merupakan yang keenam secara beruntun bagi PSS Sleman.
Kekalahan ini sangat menyedihkan bagi para penggemar. Terutama suporter PSS Sleman, Brigata Curva Sud (BCS). Apalagi sebelumnya mereka telah mencuci jersey para pemain PSS, sebagai simbol untuk tampil maksimal melawan Bhayangkara FC.
Namun aksi suporter tersebut tak berlangsung lama. Suasana relatif kembali cair setelah para pemain, pelatih, dan manajemen PSS kembali ke lapangan usai berganti pakaian di ruang ganti. Mereka meminta maaf secara langsung lalu menyanyikan lagu ‘Sampai Bisa’ bersama BCS.
Kekalahan ini membuat posisi PSS Sleman masih tertahan di peringkat 15 klasemen dengan raihan 28 poin dari 29 pertandingan. Laskar Sembada bisa jatuh ke zona degradasi jika Persik Kediri dan Barito Putera memenangkan dua pertandingan yang belum mereka mainkan. Sedangkan Bhayangkara FC naik ke urutan ketujuh dengan mengoleksi 41 poin.
Pelatih PSS Sleman Seto
Nurdiyantara menyebut kondisi pertandingan kali ini di luar ekspektasinya. Beberapa pemain cedera dan harus segera ditarik keluar lapangan. Seto kembali meminta maaf karena timnya kembali tak mampu meraih poin. “Pertandingan ini benar-benar di luar ekspektasi kami, di luar rencana. Di menit-menit awal Ayoub cedera, Jonathan juga cedera. Ini di luar dugaan kami,” kata Seto dalam konferensi pers usai pertandingan.
Ia mengatakan para pemain dan pelatih sudah berusaha bermain semaksimal mungkin. Seto menggarisbawahi loyalitas BCS yang luar biasa dan kematangan sikap mereka. Yang selalu mendukung dari awal hingga akhir untuk menjadikan PSS lebih baik lagi. “Ini pelajaran buat kita. BCS bisa menahan emosi dan bersikap lebih dewasa. Ini yang saya soroti,” ujarnya.
Mengenai hasilnya, Seto mengatakan bahwa itu adalah tanggung jawabnya sepenuhnya. Menurutnya, manajemen PSS Sleman akan berpikir ulang. Ia berharap PSS akan lebih baik lagi di musim depan. Setiap orang yang bekerja dapat bersinergi sejak awal dan berkontribusi dengan baik. “Siapa pun yang bekerja untuk PSS musim depan berharap tidak hanya profesional, tapi bekerja dengan hati untuk PSS,” ujarnya.
Bek PSS Sleman Dedy Gusmawan pun meminta maaf karena lagi-lagi Super Elja gagal menang. Menurutnya, para pemain sudah sepakat untuk tampil lebih baik di lima pertandingan tersisa. “Tapi percayalah ke depan kami akan tampil lebih baik lagi. Mudah-mudahan apa yang sudah kita sepakati bisa tercapai di lima pertandingan tersisa,” ujarnya.
Caretaker Bhayangkara FC Agus Sugeng Riyanto mengatakan, pertandingan ini sebenarnya tidak mudah bagi timnya. Perubahan cuaca panas yang tiba-tiba memengaruhi para pemain di lapangan. Menurutnya, PSS Sleman tampil cukup solid, kompak dan disiplin dalam hal taktik. “Ini hanya keberuntungan dalam pertarungan ini di pihak kami,” katanya. (tyo/din)