Surabaya, InfoPublik – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jember menganugerahkan pemimpin muda penggiat selawat di Indonesia untuk Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) Gus Fawait.
Penghargaan ini diserahkan pada Peringatan HPN ke-77 yang digelar PWI Jember, Kamis (2/8/2023).
Gus Fawait saat dikonfirmasi mengaku bersyukur atas penghargaan tersebut.
“Alhamdulillahawal tahun 2023 ini dianugrahi sebagai sosok muda inspiratif penggerak selawat,” jelas Gus Fawait yang juga anggota Komisi C DPRD Jatim, Jumat (10/3/2023).
Menurut pria yang juga Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim ini mengatakan, dirinya melihat soal shalawat tidak hanya dari segi ibadah, tapi shalawat dapat meningkatkan usaha rakyat Indonesia.
Dengan memaksimalkan komunitas LSN, sasarannya adalah para wanita atau ibu-ibu karena ingin membantu pemerintah dengan menyiapkan generasi penerus yang berkualitas dengan mengajak ibu-ibu berdoa pada pertemuan seperti itu menjadi religius.
“Mereka pasti akan melahirkan anak-anak yang juga agamis dan berkualitas,” keluhnya.
Kedua, kata Ketua TIDAR Jatim, shalawat juga salah satu yang bisa dicontoh pemerintah khususnya provinsi untuk pengentasan kemiskinan.
Tentu ada hubungannya, yaitu kemiskinan di desa itu ada dan rata-rata mayoritas ibu-ibu di desa itu. Tentunya jika ada gerakan doa di tingkat desa, maka ibu-ibu akan berkumpul tanpa dana.
“Ketika mereka berkumpul di bawah desakan untuk berdoa, itu merupakan kesempatan bagi Pemprov untuk memberikan pelatihan guna meningkatkan kesejahteraan ibu-ibu,” ujarnya.
Dengan memberikan pelatihan ini, lanjut Gus Fawait, tentunya Pemprov bisa menciptakan ibu-ibu rumah tangga yang produktif.
Anda tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk mengumpulkannya. Tentunya mereka akan dengan senang hati datang jika ingin shalat melalui majelis taklim atau sejenisnya.
“Sudah saatnya Pemprov menciptakan ibu-ibu rumah tangga yang produktif. Saya yakin dengan ibu-ibu yang produktif tentunya kemiskinan akan terhapus,” ucapnya.
Tugas pemprov, lanjut Gus Fawait, hanya membantu memasarkannya. “Bila ibu-ibu yang ingin bekerja sebagai TKI, tentu memenuhi syarat untuk memiliki keterampilan yang memadai ketika pergi ke luar negeri,” jelasnya.
Gus Fawait mengatakan, dengan fakta tersebut, pihaknya mendorong majelis taklim, majelis jikir, dan salat untuk diperbanyak guna membantu melatih masyarakat untuk mengentaskan kemiskinan.
“Tentu Pemprov harus membantu dalam menghubungkan dengan sektor perbankan dan dari segi permodalan agar perekonomian nasional bisa hidup setelah adanya pelatihan-pelatihan tersebut,” jelasnya.
Sidang Selawat dan Sidang Dzikir, kata Gus Fawait, juga merupakan bagian dari penguatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dapat menanamkan rasa cinta tanah air kepada para siswa.
Melalui ibu-ibu atau ibu-ibu yang tergabung dalam majelis, mereka akan mendidik anaknya untuk mencintai Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Anda bisa menanamkan kalimat Hubbul Wathon Minal Iman, cinta tanah air, bagian dari iman dalam majelis, tentu akan ditularkan kepada anak-anak untuk ditanamkan sejak usia muda.
“Saya yakin anak-anak kita akan mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia dan akan lestari hingga akhir zaman,” ujarnya. (MC Diskominfo Prov Jatim/non-PCA/toeb)
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan/atau menyalin konten ini dengan menyebutkan sumbernya InfoPublik.id