AMUNTAI – Pengiriman air dari hulu Sungai Balangan dan Tabalong bertemu di Sungai Negara, Kota Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Tak pelak, air yang dikirim merendam jalan utama di Kota Itik sejak Senin hingga Rabu (15/3).
Hingga kemarin, banjir belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Dari pengamatan di lapangan, luapan sungai justru semakin lebar.
Misalnya, Jalan Abdul Ghani Majidi pada Selasa (14/3) yang belum terendam banjir, Rabu lalu akhirnya terendam banjir. Begitu juga jalan di depan Pengadilan Negeri Amuntai di Jalan Ahmad Yani.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah HSU, hingga pukul 16.00 WITA, dari 10 kecamatan di HSU, sembilan kecamatan terdampak banjir. Jumlah total desa dan kecamatan yang terkena dampak adalah 95.
Sedangkan untuk rumah warga yang terendam dengan ketinggian bervariasi, terdapat 2.930 unit rumah, dengan 3.696 kepala keluarga juga terdampak.
Dalam laporan itu juga, beberapa fasilitas umum terkena dampak, seperti fasilitas pendidikan untuk 30 sekolah, dan fasilitas seperti layanan kesehatan dan rumah ibadah.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD HSU, Moch Arifil mengatakan, luapan tiga sungai yang membelah Kota Amuntai mengakibatkan banjir. Meningkatnya debit debit air pengiriman menjadi penyebab banjir di daerah ini.
Pantauan EWS, di Desa Teluk Buluh, Kecamatan Banjang, ketinggian air mencapai 763,4 sentimeter menambah debit Sungai Balangan. Sedangkan aliran Kali Tabalong dari pantauan EWS di lokasi HSU BPBD berada pada level 693,7 centimeter. “Debit Sungai Tabalong berstatus Waspada dan Sungai Balangan berstatus Waspada,” jelasnya.
Arifil juga mengimbau warga, khususnya pemukim bantaran sungai agar lebih berhati-hati dan selalu waspada. Barang berharga dan file atau dokumen dapat diamankan ke tempat yang lebih tinggi. Begitu juga untuk peralatan yang terhubung dengan listrik. “Bagi warga, kami imbau untuk mengawasi anaknya bermain di air, karena selain berbahaya juga berpotensi menimbulkan penyakit terutama kulit,” imbau Arifil.
Sekadar informasi, air sungai sering menggenangi jalan dan rumah warga di Amuntai. Tercatat, ini merupakan kali keempat tahun ini.
Sementara Yusuf, warga Kecamatan Amuntai Selatan yang pekarangannya mulai tergenang air, melakukan antisipasi dengan menggunakan karung pasir.
“Sedangkan kita menggunakan karung pasir, fungsinya untuk menahan banjir agar tidak masuk ke dalam rumah,” ujarnya. (mar/ij/ran)