REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Arab Saudi membuat kebijakan bagi pemegang visa jenis apapun akan diizinkan melaksanakan ibadah umroh. Muncul pertanyaan, apakah masyarakat Indonesia atau jamaah umroh Indonesia bisa mengakses kebijakan tersebut?
Ketua Umum Kebersamaan Pengusaha Travel Haji dan Umrah (Bersathu) Wawan Suhada mengatakan berdasarkan pengamatannya terhadap jamaah umroh di Bersathu, mayoritas jamaah adalah orang yang berusia antara 40-50 tahun.
“Kalau bicara persentase mungkin sekitar 80 persen jamaah umroh di atas 40 tahun dan 40 persennya orang-orang yang usianya di atas 50 tahun,” kata Wawan kepada Republika.co.id, Rabu (2/3/2023).
Ia menyampaikan, pelaku perjalanan ibadah umroh itu hampir 50 persennya lebih berasal dari pedesaan. Jadi tidak bisa atau belum memiliki akses terhadap kebijakan Arab Saudi terkait visa umroh.
“Artinya dalam waktu dekat ini saya rasa tidak terlalu berdampak banyak (kebijakan Arab Saudi soal visa umroh) karena akses ini belum tentu bisa dimanfaatkan dan digunakan oleh mayoritas calon jamaah umroh,” ujar Wawan.
Wawan memprediksi, dalam lima tahun ke depan tidak terlalu banyak perubahan yang terjadi akibat kebijakan Arab Saudi tersebut. Bahkan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) akan semakin tampil karena dengan adanya kebijakan visa apapun akan mempermudah orang melaksanakan ibadah umroh.
“Mudah-mudahan muaranya adalah semakin efisiennya proses pelaksanaan ibadah umroh, karena efek mudahnya mendapatkan visa,” ujar Wawan.
Wawan juga menyampaikan kebijakan Arab Saudi ini dianggap hal biasa saja. PPIU khususnya Bersathu sudah memahami dan mengantisipasinya.
“Adapun kekhawatiran jika visa apapun dapat digunakan untuk umroh bahwa ini akan mematikan bisnis ataupun segmentasi perusahaan perjalanan ibadah umroh atau PPIU, saya rasa itu masih terlalu dini dan prematur,” ujar Wawan.
Ia menegaskan, khususnya di Indonesia perjalanan ibadah umroh dilihat masyarakat sebagai bimbingan, bukan perjalanan biasa. Mungkin untuk beberapa orang seperti kelas menengah ke atas dapat mengajukan visa umroh melalui saluran-saluran lain. Bagi orang-orang yang ingin melaksanakan umroh secara backpacker, tidak ada masalah juga.
Ia menjelaskan, pada akhirnya masyarakat Indonesia tetap menganggap ibadah umroh membutuhkan bimbingan. Sebab beda kalau orang melaksanakan perjalanan ke Paris atau Amerika, tanpa pemandu atau pembimbing sekalipun bisa dilakukan.
“Tapi bicara umroh ini lekat dengan bimbingan ibadah di situlah peran PPIU hadir untuk memberikan bimbingan dan ibadah dan sekaligus memberikan edukasi-edukasi tentang pelaksanaan ibadah umroh,” jelas Wawan.