TEMPO. BERSAMA, Jakarta – Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS Mulyanto menanggapi laporan adanya dukungan kuat terhadap penambangan liar di Jawa Tengah. Ia meminta pemerintah pusat segera menangani masalah ini, termasuk pertambangan di Kaltim.
“Pemerintah harus bisa tuntas soal backing ini,” kata Mulyanto saat dihubungi, Rabu, 7 Desember 2022.
Baca: Ada Ilegal Mining Backing di Jateng, ESDM: Tiba-tiba Muncul, Hilang Lagi
Mulyanto menjelaskan, munculnya pertambangan liar menjadi preseden buruk bagi hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Selain bocornya pendapatan negara yang seharusnya diperoleh, kekayaan alam Indonesia yang seharusnya bisa sejahtera, ternyata hanya menjadi bankroll pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab.
“Ini tidak sehat secara ekonomi dan politik,” kata Mulyanto.
Sebelumnya, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko blak-blakan soal maraknya penambangan pasir ilegal di wilayahnya. Menurut dia, pemerintah telah menindak pertambangan tanpa izin, namun keberadaannya kembali muncul dan menghilang.
“Dari awal ditertibkan. Muncul, tertib, hilang. Nanti tiba-tiba muncul lagi, hilang lagi. Sudah memberikan efek jera, ada yang masuk penjara. Tapi ya jangan menyerah. Aneh juga,” kata Sujarwanto Tempo pada akhir November lalu.
Pelaku penambangan pasir palsu diduga berkeliaran di sekitar Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Operasi penambangan liar ini berada di 20 titik dan meresahkan masyarakat setempat.
Diakui Sujarwanto, pelaku penambangan liar merupakan pemain lama. Padahal pemda bersama Polda Jateng rutin melakukan penertiban.
Tanpa menjelaskan nama-nama pelakunya, Sujarwanto mengatakan, pertambangan tanpa izin itu paling banyak ditemukan di Kecamatan Kelamang karena lokasinya yang luas. Daerah lainnya adalah Kecamatan Manisrejo, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Tulung, dan Magelang — terutama di lereng Gurun Merapi.
Sebelumnya, keberadaan tambang pasir ilegal diungkap Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Dia mengatakan, penambangan pasir ilegal secara masif didukung oleh individu atau kelompok yang memiliki akses kekuasaan. “Iya pak bupati juga beberapa kali mengadu ke saya. Backingnya ngeri,” kata Gibran lewat cuitannya, 27 November 2022.
Baca juga: Sri Mulyani Kunjungi Tambang Freeport: Terbesar Indonesia Saat Ini
Ikuti berita terbaru Tempo di Google News, klik di sini.