maeCNBC Indonesia
Pasar
Selasa, 03/07/2023 07:20 WIB
Foto: Lionel Messi menghadiahkan pemain dan staf timnas Argentina iPhone 14 berlapis emas senilai Rp 3 miliar. (Instagram/Idesign Gold)
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas melemah di tengah sikap wait and see pelaku pasar menunggu pidato Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell.
Pada penutupan perdagangan Senin (6/3/2023), emas ditutup di level US$ 1.846,85 per troy ounce. Harga logam mulia melemah 0,44%.
Harga emas masih sedikit melemah pagi ini. Pada perdagangan hari ini, Selasa (7/3/2023) pukul 06.30 WIB, harga emas berada di level US$ 1.846,15 per troy ounce. Harga melemah 0,04%.
Seperti diketahui, Powell akan menggelar sidang dengar pendapat dengan kongres AS hari ini dan besok (7-8/3/2023). Powell diharapkan memberikan sinyal yang lebih jelas terkait kebijakan bank sentral AS ke depan, apakah masih ada? hawkish atau mengarah ke dovish.
“Ini bijaksana bagi pasar untuk tidak terlalu terburu-buru mengingat ini adalah pekan penting yang dapat mengubah arah,” kata Quincy Krosby dari LPL Financial, dikutip dalam pernyataan tersebut. CNBC Internasional.
Kehadiran Powell di kongres ini dekat dengan rilis sejumlah data penting di AS, mulai dari ketenagakerjaan akhir pekan dan inflasi pekan depan.
Data ini akan menentukan arah kebijakan The Fed dalam menggelar pertemuan pada 21-22 Maret mendatang.
Pergerakan emas tentunya akan sangat terpengaruh oleh pernyataan Powell tersebut. Pasalnya, apapun kebijakan The Fed bisa mempengaruhi naik turunnya emas.
“Jelas bahwa pemain emas sekarang dalam mode menunggu dan melihat. Namun, tampaknya tidak akan ada perubahan dalam kebijakan Powell. The Fed kemungkinan akan menekankan pentingnya membawa inflasi ke target sasaran,” kata analis UBS Giovanni Staunovo, dikutip dari Reuters.
Kebijakan moneter yang ketat akan meningkatkan dolar AS dan menghasilkan utang pemerintah AS.
Kondisi ini tentunya bukan hal yang baik untuk pergerakan emas. Dolar AS yang lebih kuat akan membuat harga emas semakin tidak terjangkau karena mahal.
Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga akan kalah saing dengan utang pemerintah AS.
PENELITIAN CNBC INDONESIA
[email protected]
(mae/mae)