Marabahan (ANTARA) – Puluhan siswa binaan PT Adaro Indonesia melalui Program Adaro Santri Sejahtera (PASS) kini bisa mengenal bekantan dan habitatnya di Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Bakut, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.
Mereka diundang oleh tim Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) untuk melakukan tur sekaligus silaturahmi ke Pulau Bakut bersama mitra program dana pendamping PASS, Universitas Lambung Mangkurat, Minggu (18/12).
“Dulu populasi bekantan di Pulau Bakut hanya 25 ekor dan kini berkembang biak dengan baik menjadi 122 ekor,” jelas Ketua Umum Yayasan Adaro Bangun Negeri, Okty Damayanti, Rabu.
Dihadapan puluhan santri, ustadz dan ustadzah di pondok pesantren binaan Adaro, Okty menceritakan bahwa sebelumnya pada tahun 2012-2013 sepasang saudara kembar Ghea dan Gabby berkunjung ke Pulau Bakut.
Melihat kondisi pulau seluas 15,58 hektar yang dipenuhi sampah dan jumlah bekantan yang hanya 25 ekor, memotivasi si kembar untuk mencari cara mengembangkan taman wisata alam ini.
Akhirnya Adaro mulai melakukan pembinaan dengan bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) agar Pulau Bakut akhirnya bisa lebih indah.
“Sekarang Pulau Bakut lebih indah dengan fasilitas jembatan dan sumber makanan bekantan yang cukup banyak, sehingga bekantan berkembang dengan baik,” tambah Okty.
Santri binaan yang mengikuti tour ke Pulau Bakut tersebut berasal dari Pesantren Nurul Muhibbin Halong Kabupaten Balangan, Pesantren Nurul Muhibbin Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Pesantren Miftahul Ulum, dan Pesantren Teknologi Pertanian Al-Islam, Kabupaten Tabalong.
Ketua Program Dana Pendamping ULM, Yudi Firmanul Arifin yang turut hadir dalam kegiatan wisata alam ini mengungkapkan rasa senangnya atas partisipasi Adaro dalam pengembangan TWA Pulau Bakut.
“Taman wisata alam ini sebenarnya merupakan tempat edukasi terkait bekantan dan hutan mangrove, namun berkat partisipasi Adaro, pulau ini bisa menjadi lebih indah dan menarik,” ujar Yudi.
Seperti diketahui, sejak 2018, Adaro bekerjasama dengan BKSDA Kalsel untuk melakukan program konservasi bekantan di TWA Pulau Bakut melalui pembangunan sarana dan prasarana.
Diantaranya membangun jembatan penyeberangan sepanjang 630 meter, 4 shelter, 2 menara pengamatan satwa, gazebo 6X8 meter dari kayu ulin, fasilitas klinik, dan dermaga apung 2X4 meter dari kubus apung.
Sedangkan fasilitas penunjang yang dibangun Adaro di luar kawasan TWA Pulau Bakut antara lain dermaga apung, area parkir, toilet, loket tiket, dan penunjuk arah.
Ketua YABN dan Project Leader Optimalisasi Pemanfaatan TWA Pulau Bakut Adjie Sapta menjelaskan bahwa Adaro selalu berusaha untuk konsisten membantu melestarikan TWA Pulau Bakut melalui pembangunan sarana dan prasarana di Pulau Bakut.