MaesarohCNBC Indonesia
Pasar
Selasa, 29/11/2022 07:15 WIB
Foto: Ilustrasi Perhiasan Emas (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia – Sinar keemasan mulai memudar. Pada perdagangan Selasa (29/11/2022) pukul 06:20 WIB, harga emas dunia di pasar spot US$ 1.739,56 per troy ounce. Harga emas melemah 0,1%.
Pelemahan hari ini memecahkan rekor positif emas yang sempat menguat selama empat hari perdagangan sejak Selasa hingga Jumat pekan lalu. Pada perdagangan Senin (28/11/2022), harga emas juga melemah 0,85% menjadi US$ 1.741,3 per troy ounce. Pelemahan emas juga membuat emas rentan terlempar dari level psikologis US$ 1.700 per troy ounce.
Dalam sepekan, harga emas sedikit merosot 0,04%. poin ke poin. Dalam sebulan, harga emas juga melonjak 5,9% sedangkan dalam setahun menguat 2,5%.
Analis Blue Line Futures, Phillip Streible, mengatakan pelemahan emas dipicu oleh pernyataan tersebut hawkish sejumlah pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).
Presiden Fed James Bullard dan John Williams memperingatkan bahwa inflasi masih jauh di atas target The Fed, sehingga suku bunga tinggi akan bertahan hingga 2024. Pernyataan ini menurunkan ekspektasi pelaku pasar terkait pelonggaran kebijakan moneter The Fed.
Seperti diketahui, inflasi AS mereda menjadi sekitar 7,7% (year on year/yoy) pada Oktober dari 8,2% pada September. Meski landai, inflasi masih di atas target The Fed sebesar 2%.
Penyataan hawkish The Fed membuat dolar AS menguat sehingga emas menjadi kurang menarik karena menjadi lebih mahal. Indeks dolar ditutup pada 106,68 pada perdagangan kemarin. Posisi ini merupakan yang tertinggi sejak pekan lalu.
Pelaku pasar kini menunggu pidato Ketua The Fed Jerome Powell di Brookings Institution pada Rabu (30/11/2022). Jika Powell juga mengisyaratkan kebijakan hawkish bertahan lama, emas akan sulit menguat.
Perkembangan di China juga menjadi sentimen negatif lainnya bagi pergerakan emas. China adalah importir emas terbesar. Jika protes meluas, ekonomi China bisa terganggu sehingga permintaan emas akan melemah.
“Pelaku pasar sangat tidak nyaman memulai perdagangan karena melihat apa yang terjadi di China. Ada kekhawatiran permintaan logam mulia akan melemah akibat protes di China,” ujar analis Jim Wyckoff, dikutip dari Berita Kitco.
Seperti diketahui, China diguncang aksi protes yang jarang terjadi. Ratusan orang turun ke jalan di kota-kota besar Tanah Air Minggu (27/11/2022) memprotes aturan lockdown (kuncitara).
Strategi China saat ini untuk menekan kasus Covid-19 telah memicu frustrasi publik. Warga China dilaporkan lelah dengan penguncian yang cepat, karantina yang lama, dan kampanye pengujian massal.
(mae/mae)