Batola, Kalimantan Selatan (ANTARA) – Anggota DPRD Kalsel H Karlie Hanafi Kalianda telah mensosialisasikan peraturan daerah (Perda) terkait upaya antisipasi bencana.
Harapan itu saat sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Kalimantan Selatan yang berlangsung di Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Selasa.
Menurut Wakil Rakyat Daerah Pemilihan (Dapil) Kalsel III/Batola, bencana yang sangat riskan akan terjadi di provinsi yang terdiri dari 13 kabupaten/kota itu, yakni banjir.
“Sesuai dengan ketentuan yang telah diatur, tindakan yang dilakukan untuk mengurangi dampak banjir adalah dengan menata DAS secara terpadu dan sesuai fungsi lahan,” jelasnya.
Ia menambahkan, terkait bencana, pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota kini telah membangun sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian-bagian sungai yang sering menimbulkan banjir.
Selain itu, tidak membangun rumah dan permukiman di bantaran sungai dan membuang sampah ke sungai, mengadakan program pengerukan sungai, memasang pompa untuk daerah di bawah permukaan laut.
“Untuk mengurangi dampak banjir, juga dilakukan program penghijauan di daerah hulu sungai, serta pengurangan aktivitas di bagian sungai yang rawan banjir,” tambah Karlie saat sosialisasi peraturan perundang-undangan (Sosper).
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Batola Budimansyah, selaku narasumber di Sosper mengatakan, Kabuptenno merupakan daerah dengan tingkat risiko banjir tertinggi di Kalsel.
“Karena risiko banjir sangat tinggi, sebelum terjadi bencana banyak hal yang harus diketahui masyarakat, terutama untuk mengurangi risiko bencana,” ujarnya.
Ia juga berharap masyarakat mengetahui istilah-istilah peringatan terkait bahaya banjir seperti Siaga I hingga IV dan penanganan langkah-langkahnya.
“Masyarakat juga harus mengetahui tingkat kerawanan tempat tinggal kita, apakah berada di zona banjir,” imbuhnya.
“Masih banyak hal lain yang harus diketahui masyarakat untuk mempersiapkan diri sedini mungkin terhadap kemungkinan terjadinya bencana, khususnya banjir, sehingga risiko terdampak seminimal mungkin,” kata Budimansyah.
Hadir dalam sosialisasi tersebut Camat Mandastana, Maryon Setiawan, lurah, ketua RT, tokoh masyarakat, dan undangan lainnya dengan peserta sekitar 75 orang.
Sebagai catatan, bencana besar melanda hampir seluruh wilayah Kalsel pada Januari 2021, yang terbesar terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).