Ramadhan telah tiba. Umat Islam dengan senang hati memberikan sambutan. Menghidupkan kembali berbagai macam kegiatan baik. Orang berlomba-lomba memenuhi dirinya dengan kebaikan. Tak lain, karena banyak nilai keistimewaan bulan Ramadan.
“Barangsiapa yang berpuasa (dalam riwayat lain; pergantian malam) Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan (kepada Allah SWT), maka Allah (swt) akan mengampuni dosa-dosa yang telah dilakukannya.” Itu adalah bunyi sebuah hadits yang pernah diriwayatkan oleh Rasulullah SAW.
Apalagi Nabi juga pernah bersabda: “Seandainya manusia mengetahui keistimewaan yang terkandung di bulan Ramadhan, tentu mereka akan berharap sepanjang tahun adalah bulan Ramadhan”. Dalam ‘naungan’ Ramadhan yang begitu berbeda, sampai-sampai dakwah Nabi terlihat seperti itu. Oleh karena itu, perlu dan wajib bagi kita umat Islam untuk menunaikannya dengan amal saleh.
Di antara kitab-kitab yang memuat karya-karya bulan Ramadhan adalah Annafahat yang disusun oleh KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqi. Kitab Annafahat banyak diamalkan oleh para pengikut tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah Al-Ottomaniyah dan para murid Kiai Asrori. Secara umum, ada dua jenis buku yang biasa kita jumpai. Pertama, buku yang memuat pengetahuan teoritis. Kedua, buku praktis yang berisi amalan-amalan yang diamalkan dan dihayati. Annafahat termasuk dalam tipe kedua ini.
Diawali dengan ucapan selamat menyambut malam pertama Ramadhan. Salam ini merupakan kalimat doa yang biasa dibacakan oleh Kanjeng Syekh Abdul Qadir Jelani. Setelah itu dilanjutkan dengan instruksi Bilal Tarawih. Menariknya, Tarawih menggunakan formasi 4-4-2 di sini. Artinya, setelah selesai empat salam, mereka akan duduk dan istirahat, dilanjutkan teravih dengan empat salam, istirahat lagi, lalu dua teravih terakhir.
Istirahat pertama diisi dengan nyanyian Ya Tawwab Tub’alaina menyelesaikan. Istirahat kedua diisi dengan nyanyian ya Tuhan. Kalau di masa pandemi ada lagu yang dinyanyikanLi khomsatun‘ untuk menghalau wabah, dan kemudian ‘Li asratun’ dilantunkan ya Tuhan ini adalah doa untuk memadamkan api neraka. Istirahat ketiga dibacakan dengan nyanyian Ya Hannan Ya Mannan. Ketiganya menyanyikan doa. Meski agak panjang, metode taravih ini memenuhi makna teravih dalam bahasa yang artinya ‘sholat dengan istirahat’.
Isi berikut adalah sholat teravih, bilal witir dan sholat witir. Seperti judulnya, Annafahat: fi ma yataallaqu bi Tarawih wal Witr wat Tasbih wal Hayat, setelah sholat witir, konten selanjutnya adalah doa setelah sholat tasbih dan haji. Dua jenis shalat yang terakhir ini memang dituntun dan dituntun untuk dipanjatkan setiap malam bulan Ramadhan.
Buku saku ini ditutup dengan doa dan sholawat yang dianjurkan Kiai Asrori untuk diabadikan di bulan Ramadhan. Ada doa Munjiyatmemberkati Habibul Mahbubmemberkati Thibbil Qulubmemberkati Qad Dloqot dan berkat makanan yang berlimpah. Berikut redaksional doa agar makanan berlimpah:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُطِيْلُ لَنَا بِهَا الْأَعْمَارُ وَتُزِيْلُ بِهَا عَنَّا جَمِيْعَ الْأَسْقَامِ وَالْأَخْطَارِ وَتُدِرُّ بِهَا عَلَيْنَا الرِّزْقَ الْمِدْرَارَ وَتَقْضِى لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْأَوْطَارِ وَتُشَفِّعُ لَنَا بِهَا عِنْدَ اللهِ فِيْ دَارِ الدُّنْيَا وَدَارِ الْقَرَارِ بِرَحْمَتِكَ يَا غَفَّارُ يَا قَهَّارُ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ.
Artinya: “Ya Allah, berilah tambahan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, semoga Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian, keluarga dan sahabatnya yang, dengan rahmat yang melimpah, memperpanjang hidup kami, menghilangkan semua penyakit dari kami, mencurahkan kepada kami berlimpah makanan, Engkau penuhi kebutuhan kami, Engkau syafaat bagi kami di dunia dan akhirat, zat, Maha Pengampun, Maha Kuasa.”
Akhir kata, sebagaimana buku ini berjudul Annafahat, marilah kita menerima rahmat, anugerah dan karunia Allah yang penuh dengan keberkahan. Semoga wudhu kita, shalat kita, puasa kita, qiyam kita, bacaan Al-Qur’an kita, sujud kita, iqtidal, sujud kita dan segala ibadah kita diterima, sehingga kita tercatat sebagai orang-orang yang bertakwa. Amin.