BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel mengeluarkan imbauan terkait potensi banjir dan tanah longsor. Setidaknya ada 17 kecamatan di 8 kabupaten yang masuk dalam kategori berpotensi tinggi.
Daerah tersebut adalah Kecamatan Halong di Kabupaten Balangan; Haruai, Muara Uya dan Upau di Tabalong; Aranio, Karang Intan dan Paramasan di Banjar; Bajuin, Batu Ampar dan Jorong di Tanahlaut; Loksado, Padang Panjang dan Danau Langsat di Hulu Sungai Selatan (HSS); Piani di Tapin, Haruyan di Hulu Sungai Tengah (HST) dan Kecamatan Hampang, Kabupaten Kotabaru.
Dikonfirmasi masuknya Haruai, Muara Uyu dan Upau dalam daftar rawan bencana BPBD Kalsel, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Tabalong Muhammad Joko mengatakan, pihaknya telah melakukan beberapa langkah antisipatif seperti menyampaikan peringatan kepada masyarakat.
“Kami juga sudah memasang rambu-rambu rawan longsor,” ujarnya mewakili BPBD Tabalong Zahirsyah Manuar, Sabtu (10/12) siang.
Ia juga menjelaskan, sejumlah permukiman di Haruai, Upau, dan Muara Uya rawan longsor karena berada di lereng gunung. Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan pergeseran tanah.
Selain tiga kecamatan tersebut, BPBD Tabalong memberikan perhatian khusus pada permukiman di Kecamatan Jaro dan Bintang Ara yang juga berada di lereng gunung.
Kesiapsiagaan banjir didukung dengan pemasangan Early Warning System (EWS). Sistem peringatan diri dilengkapi dengan sirene yang akan berbunyi jika air sungai naik tinggi.
Untuk memantau Sungai Tabalong Kanan, telah dipasang EWS di Kabupaten Muara Uya. Sementara itu, EWS memantau Sungai Tabalong Kiwa di Desa Mahe Seberang, Kecamatan Tanjung.
Terpisah, Camat Haruai, Handi Yanuardi, mengaku daerahnya rawan longsor karena sering terjadi banjir setiap musim hujan. Sebab, Sungai Haruai menerima kiriman dari sungai di tiga kecamatan, yakni Muara Uya, Upau, Bintang Ara, kata Handi.
Dengan seringnya terjadi banjir dan derasnya air sungai, maka potensi longsor sangat tinggi.
Ini seperti jalan utama dari Desa Halong yang merupakan ibu kota Haruai menuju Desa Nawin. Satu-satunya akses yang berstatus jalan provinsi sudah mulai retak dan tergerus.
Tak hanya jalan, di kawasan itu juga terdapat permukiman tepatnya RT 01 yang rawan longsor.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan, Handi mengatakan telah dibentuk Kelompok Siaga Bencana (KSB) dan Kader Siaga Bencana (Tagana) di Haruai pada tahun 2020 ini.
“Pelatihan mitigasi bencana bagi UPBS, relawan, KSB, Karang Taruna dan Tagana rutin dilakukan setiap tahun di desa-desa terdampak banjir dan desa sekitarnya,” imbuhnya.