Seorang apoteker dari Puskesmas Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan apt. Mega Silviana, S.Farm membuat kegiatan “Princes M-Bungas”, inovasi program pencegahan stunting melalui “chatbot”, edukasi digital, dan gerakan apoteker anti stunting untuk remaja, ibu hamil dan ibu menyusui.
“Kegiatan tersebut dilakukan sejak tahun 2022 hingga akhirnya dilaksanakan pada Maret 2023 di sejumlah tempat antara lain Posyandu Wijaya Kusuma, SMA Bethel Banjarbaru, SMPN 2 Banjarbaru dan Kelas Hamil Puskesmas Banjarbaru Utara,” ujar Mega Silviana dalam Banjarbaru, Sabtu.
Princes M-Bungas mencakup tiga kegiatan utama, yang pertama adalah pemanfaatan aplikasi “Chatbot” untuk mengirimkan informasi kesehatan melalui WhatsApp secara otomatis kepada remaja, ibu hamil dan ibu menyusui.
Kedua, edukasi digital untuk ibu hamil dan ibu menyusui dengan video dan buku saku berbentuk digital sehingga lebih mudah untuk didengarkan dan dibaca dimanapun berada.
Dalam materi edukasinya untuk remaja, Mega memaparkan penyebab stunting atau gagal tumbuh pada balita mulai dari lahir dari ibu yang tergolong terlalu muda untuk menikah.
Oleh karena itu, pernikahan dini berisiko menyebabkan bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah menjadi stunting atau kerdil karena gizi ibu selama hamil tidak tercukupi.
Kemudian kepada ibu hamil dan ibu menyusui, Mega menyampaikan Pemberian ASI Eksklusif (ASI) bagi bayi selama enam bulan pertama sangat penting sebagai masa emas tumbuh kembang anak hingga 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
Kegiatan ketiga adalah gerakan apoteker anti stunting dengan memanfaatkan bahan alami yaitu buah naga, jambu biji merah, dan kurma dalam bentuk bubuk instan dan sirup.
Mega mengatakan buah naga, jambu biji merah dan kurma dapat mencegah dan mengobati anemia pada remaja, ibu hamil dan ibu menyusui, sehingga kemungkinan terjadinya stunting pada anak lahir dini dapat dicegah.
“Berdasarkan hasil kuisioner diketahui bahwa remaja, ibu hamil dan ibu menyusui sangat terbantu dengan adanya Program M-Bungas Pangeran,” ujar apoteker lulusan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta ini.
dr. Hairin selaku Kepala Puskesmas Banjarbaru Utara sangat mendukung kegiatan yang dilakukan apoteker Mega Silviana.
Ia berharap dapat menjadi salah satu program unggulan Puskesmas Banjarbaru Utara dan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Banjarbaru pada umumnya.
Diketahui, Pemerintah Kota Banjarbaru berkomitmen untuk memenuhi target prevalensi stunting nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024.
Banjarbaru saat ini memiliki angka prevalensi stunting sebesar 17,3 persen atau lebih rendah dari angka nasional sebesar 24,4 persen.
Dalam Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor: KEP.101/M.PPN/HK/06/2022 tentang Penetapan Kabupaten/Kota Sebagai Lokasi Fokus Percepatan Intervensi Penanggulangan Stunting Terpadu Tahun 2023, Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu dari 12 provinsi dengan prioritas khusus.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 30,0 persen.
HAK CIPTA © Berita ANTARA Kalimantan Selatan 2023